Pribadi BTP yang humanis terbentuk dari ajaran dan teladan orang tuanya yang sangat memperhatikan orang miskin dan peduli terhadap kesehatan serta pendidikan.
Pengalaman berinteraksi dengan birokrasi adalah saat BTP menjadi seorang pengusaha yang  bangkrut karena melawan pejabat. Hal itu juga yang memicu BTP terjun menjadi politisi dan akhirnya menjadi Bupati.
Sejak dikelola mantan walikota dan mantan bupati, Jakarta kini mulai berubah. Dengan pengalaman yang menjadi kelebihannya, BTP berani mengambil resiko mengeksekusi. BTP terbukti dan teruji sebagai seorang EKSEKUTOR yang berhasil.
Gubernur DKI berganti-ganti, dari jenderal ke jenderal hingga doktor ahli tata kota. Tapi mereka tidak mampu menyelesaikan permasalahan Jakarta. Mereka gagal karena mereka tidak dapat memenej birokrasi, tidak berani mengambil resiko serta tidak memiliki ketegasan mengeksekusi kebijakan.
DKI Jakarta memang mulai berubah tapi masih sarat dengan masalah. Â Yang dibutuhkan adalah eksekusi, bukan teori apalagi orasi.
Dari ketiganya bisa ditarik kesimpulan. Mana yang paling tepat dan paling dibutuhkan untuk Jakarta lima tahun kedepan.  Apakah gubernur coba-coba, mahir bicara atau berpengalaman kerja? Apakah gubernur dengan kualifikasi KONSEPTOR, ORATOR atau EKSEKUTOR? ITU!
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H