Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub DKI dan Kisah Nabi Sulaiman

20 Agustus 2016   19:38 Diperbarui: 21 Agustus 2016   09:31 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilgub adalah agenda rutin rakyat menggunakan hak politiknya berdemokrasi. Ajang cara yang telah disepakati untuk memilih kepala daerah sebagai pelayan rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

Namun, momentum Pilgub sebagai pesta demokrasi yang terjadi justru sering mengaduk-aduk perasaan, akal dan nalar. Menjelang pelaksanaan pemilihan kita saksikan, kita baca dan kita dengar adalah tingkah aneh tokoh-tokoh publik, kelompok-kelompok, netizen, kompasianer yang beropini dan berakrobat di media, medsos dan media warga.

Pilgub DKI 2017, musuh-musuh Ahok melakukan berbagai manuver serangan dengan tujuan mendegradasi elektabilitas sang petahana. Cara-cara main kayu dan kasar, telah dan sedang dilakukan. Antara lain isu SARA dan kasus-kasus pidana di lingkungan pemprov DKI yang dikait-kaitkan dengan jabatan gubernur.

Melihat cara-cara yang tidak masuk akal dan sengaja dilakukan oleh musuh-musuh Ahok. Pilgub sepertinya menjadi pesta yang penuh fitnah, iri, benci, dengki, sirik dan intrik.

Untuk urusan duniawi apalagi meraih kekuasaan politik, manusia bisa melakukan apa saja. Karena kodrat manusia ditakdirkan memiliki nafsu, ambisi, iri, dengki, susah lihat orang lain senang dan senang lihat orang lain susah. Disitulah iblis ikut berperan.

Karena dalam perebutan kekuasaan politik, iblis selalu ikut-ikutan. Ketika berharap Pilgub itu terlaksana tanpa polemik, persaingan yang sportif, dengan akal dan nalar yang sehat, tidak saling menyakiti, saling menghargai, saling menghormati, damai penuh kasih sayang.  Maka, Yang salah adalah yang berharap.

Selama zaman belum berakhir,  maka peran iblis adalah sebuah keniscayaan. Seperti  dalam kisah Nabi Sulaiman a.s. memenjarakan iblis.

Al kisah Nabi Sulaiman a.s memohon kepada Allah SWT untuk memenjarakan iblis sebagai mahluk terkutuk yang tidak ada kebaikan didalamnya.

Allah SWT mengingatkan, "Wahai Sulaiman, tidak ada baiknya jika iblis ditangkap, jika iblis ditangkap maka banyak pekerjaan manusia yang akan ditinggalkan”.

Nabi Sulaiman tetap memohon memenjarakan iblis untuk beberapa hari. Ketika iblis sudah ditangkap. Suatu pagi, Nabi Sulaiman mengutus pekerjanya untuk menjual tas-tas buatannya ke pasar. Namun mereka mendapati pasar tutup tidak ada yang berjualan.

Hari berikutnya, anak buah Nabi Sulaiman kembali ke pasar. Ternyata kembali mereka mendapati pasar sepi dan tutup seperti kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun