Sebagai menteri yang mendapat tugas khusus dan wewenang menangani dwellingtime. Kewenangan itu justru digunakan untuk menyerang secara personal pribadi CEO Pelindo II dan Menteri BUMN selaku atasan Pelindo. Apa hasil positif yang dicapai dari kengototan ide brilian RR membuka railway di pelabuhan Tanjung Priok? Mengatasi kemacetan? Mengurangi waktu tunggu?
Gagasan program RJ Lino membangun jalur air untuk angkutan kontainer dengan memanfaatkan banjir kanal dari Tanjungpriok menuju ke Cikarang adalah solusi yang komperehensif mengurai kemacetan, solusi dwellingtime, solusi banjir ibu kota dan multiplayer effect lainnya. Kenapa Menko RR tidak berperan aktif menindaklanjuti, menyinergikan, mengoordinasikan dengan kementrian lembaga terkait program dan gagasan visioner tersebut?
Serangan membabi buta terhadap RJ Lino membuat para profesional di sektor maritim khususnya Pelindo II menjadi gamang. Sebenarnya apa maunya pemerintah?
- Suara anak negeri Papua di Pelindo II untuk jokowi
- Saat kriminalisasi menghancurkan mimpi-mimpi kami
- Polemik kereta api pelabuhan tanjung priok
- Kasus dwelling time mantan adpel tanjung priok buka suara
Menko itu Menteri Koordinator atau Menteri Tukang Kompor?
Menko RR mungkin terinspirasi cerita “Sin Tiaw Hiap Lu” karya Chin Yung. Sebuah cerita silat klasik asal nenek moyang almarhum istrinya. RR mengibaratkan dirinya sebagai “Kembalinya pendekar Rajawali” ke pentas dunia kang ouw dengan jurus ngepretnya. Pendekar tua yang lama bertapa.
Namun karena saking terlalu lama bertapa, jurus ngepretnya tidak pas diaplikasikan pada jaman sekarang. Jurus itu sangat ampuh dan tepat digunakan di era 2004 s/d 2014. Dimasa itu banyak penjahat berwajah tak berdosa & selalu tersenyum manis tapi memang layak dikepret.
Jurus yang ketinggalan jaman tetap nekat digunakan dengan membabi buta. Serangannya selalu salah sasaran dan menghambat kinerja kabinet. Membuat sulit menteri-menteri yang lain. Bukan jurus koordinator tapi jurus kompor. Menyerang menteri lain bahkan wakil presiden. Begitu yang diserang terpaksa bereaksi membela diri. Para hulu balang pendekar rajawali bak backing vocal kompak seperti choir, beramai-ramai membela, membenarkan dan memutar balikkan fakta. Hasilnya tidak membawa kebaikan malah membuat kegaduhan, berisik seperti bunyi petasan.
Rakyat berulangkali diberi suguhan pertunjukan konyol perseteruan antar pejabat yang sama sekali tidak bermutu. Akal sehat rakyat dipaksa dengan logika-logika yang terbalik-balik. Menghabiskan energi yang tidak perlu.
Persaingan bebas didepan mata. Pemerintah harusnya menunjukkan kabinet yang solid sehingga rakyat termotivasi untuk tetap optimis dan tetap percaya Pemerintahan kali ini berjalan pada arah yang benar.
Perilaku kompor yang berulangkali mempermalukan Presiden dan berpotensi membuat hopeless rakyat, apakah masih layak dipertahankan?
Menurut ilmu dan jurus pendekar Ahok, solusinya hanya satu "PECAT". Bagaimana kalau salah pecat? sial aja yang dipecat. Jangan sampai presidennya yang sial. Energinya habis mikir sesuatu yang sama sekali tidak bermanfaat untuk kepentingan bangsa & negara.