Mohon tunggu...
Dwi Rorin M Insana
Dwi Rorin M Insana Mohon Tunggu... Konsultan - Apabila tidak bisa dengan ucapan sampaikanlah dengan tulisan

Sang Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Qurban di Tengah Pendemi Covid-19 dan New Normal

30 Juli 2020   01:00 Diperbarui: 30 Juli 2020   01:00 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 dalam ibadah qurban kita memaknai penyembelihan hewan qurban sebagai pengorbanan kita untuk menghilangkan egoisme,  implementasi dalam  kondisi pendemi ini kita diminta untuk soliter atau menyendiri tapi tidak egois.  

Menyendiri dalam arti tetap menjaga diri untuk tidak berkumpul dalam hal-hal yang tidak penting, lebih baik di rumah saja untuk menjaga kemungkinan penyebaran virus covid 19 dan selalu mentaati protokol kesehatan yang sudah ditentukan pada saat di luar rumah, jangan memaksakan diri untuk berada di luar rumah dengan tidak mematuhi protokol kesehatan (tidak memakai masker) dengan alasan karena tidak ada gejala-gejala sakit. Sifat egois ini harus dihilangkan demi kepentingan orang banyak. 

2. Tingkatkan Solidaritas

makna pembagian  hewan qurban sebagai bentuk solidaritas, kebersamaan dan persaudaraan. permasalahan wabah covid 19 ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Perlu kebersamaan dan saling bahu membahu dalam penanganan pendemi ini. Pemerintah dengan peraturan dan kebijakannya serta penegakan hukuman bagi yang melanggar sedangkan masyarakat dengan kesadarannya untuk mematuhi protokol yang sudah ditentukan dan membantu masyarakat yang terkena dampak covid 19. Kita berharap dengan kebersamaan ini bisa cepat mengatasi pendemi covid 19 ini.

3. Bersyukurlah

Makna qurban adalah sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dalam menghadapi pendemi covid 19 ini pun kita harus selalu bersyukur, karena banyak hikmah dibalik semua kejadian ini. Rasa syukur ini lah yang akan menjadikan kita ikhlas dan berserah diri dalam menghadapi pendemi ini, tidak mengeluh dan selalu bersemangat.  

Selalu berpikir positif dengan kejadian yang menimpa kita, dengan adanya pendemi ini kita bisa lebih banyak berkumpul dengan keluarga, saling mengenal lebih dekat dengan semua anggota keluarga yang sebelum pendemi ini mungkin kita selalu jauh dan jarang berkumpul dengan mereka.  

Kemudian kita juga lebih banyak waktu untuk beribadah kepada Allah dibandingkan sebelumnya. Mungkin juga dengan adanya pendemi ini kita dituntut untuk belajar banyak hal misalnya belajar penggunaan internet untuk mengerjakan tugas kantor/sekolah/kampus (tiba2 belajar zoom biar bisa eksis ikut seminar atau meeting), belajar berwirausaha ( bermunculan para pedagang2 online dadakan, apa saja dijual..hehe).

Akhirnya kembali lagi kepada diri kita masing2 bagaimana memaknai setiap kejadian yang menimpa diri kita. Hati yang selalu bersyukur dan ikhlas akan menjadikan hati dan jiwa bersih, kemudian memunculkan pikiran dan sikap yang positif. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 6). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun