Kita harus berhati-hati dalam meneliti, menulis sebuah sejarah. Mengingat sejarawan tugas utamanya ialah meneliti, menulis yang ladangnya berupa masa lalu, maka tentu saja akan terdapat sebuah kesalahan-kesalah yang dilakukan oleh para sejarawan. Berikut beberapa kesalahan yang kerap kali para sejarawan lakukan tanpa didasari.
Kesalahan Pemilihan Topik
Langkah awal dalam melakukan penelitian, sejarawan harus memilih sebuah topik sebab tanpa memiliki topik sejarawan akan bingung dalam melakukan penelitian. Cara mudah untuk memilih sebuah topik ialah secara intelektual (suka membaca tema-tema yang kita senangi) dan secara emosional dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Akan tetapi, dalam pemilihan topik ini harus berhati-hati sebab, tidak hanya senang secara intelektual dan emosional saja. Namun tetap ada beberapa kemungkinan akan terjadi sebuah kesalahan.
- Kesalahan Baconian
Kesalahan yang berawal dari pernyataan bahwa, sejarah bersifat empiris. Maka orang beranggapan bahwa satu-satunya metode yang tepat ialah dari pengetahuan hal-hal khusus dapat disimpulkan pengetahuan yang umum. Seperti halnya pendapat Francis Bacon (1561-1629) beliau percaya bahwa pengetahuan yang benar itu hanya mungkin bisa diketahui bila melakukan pengamatan langsung, pengalaman, pengindraan, atau pengamatan.
- Kesalahan terlalu banyak pertanyaan
Dalam suatu tulisan harus mengajukan sebuah pertanyaan, akan tetapi pertanyaan yang diajukan tidak boleh terlalu banyak ataupun pertanyaan bercabang. Karena hal semacam itu akan menyebabkan sebuah sejarah yang ditulis kehilangan titik detail pembahasannya atau pun hanya menyatakan kebenaran yang sudah diketahui sebelumnya. Kesalahan ini munculnya biasanya ketika penulisan sejarah ditulis oleh banyak penulis, namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa satu orang penulis pun bisa mengalami kesalahan semacam ini.
- Kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi
Arti dari kata dikotomi sendiri menurut KBBI ialah pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Terkadang banyak yang mengira bahwa sejarah memiliki dua kemungkinan saja. Topik seperti, " Diponegoro : Pemberontakan atau Pejuang ?", seolah-olah menyudutkan Diponegoro pada dua kemungkinan itu.
- Kesalahan metafisik
Mengapa dianggap sebagai kesalahan ? sebab metafisik sendiri bersifat tidak real. Yang termasuk dari kesalahan metafisik yakni saat mengajukan pertanyaan mengenai topik-topik filsafat, moral, dan teologi.
- Kesalahan topik fiktif
Dalam kesalahan ini disebabkan oleh topik yang mengandung tentang pengandaian, yang mana topik tersebut bukanlah bagian dari topik sejarah. Sebab sejarawan harus menulis secara faktual bukan secara fiktif.
Kesalahan Pengumpulan SumberÂ
Dengan kata lain heuristik, yang merupakan langkah paling penting dari seorang sejarawan. Tanpa sumber sejarah tidak bisa dituliskan.
- Kesalahan holisme
Memilih satu bagian yang penting, dan menganggap bagian itu sudah bisa mewakili seluruhnya. Metode ini biasanya di gunakan oleh para ahli antropologi.
- Kesalahan pragmatis