Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ngabuburit di Perak, Mencari Takjil hingga Bertandang ke Situs Bersejarah

23 Juni 2017   07:42 Diperbarui: 23 Juni 2017   22:16 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersiap menyambut Lebaran di Masjid Ihsaniah Iskandariah. Dokumentasi pribadi

Tiada terasa Ramadan yang datang sekali setahun, segera pamit. Sebelum Ramadan berlalu, nak berbagi sedikitlah cerita perjalanan 'ngabuburit di Negeri Jiran, Malaysia; minggu lalu. Ini kali kedua saya menjejak di Perak, negara bagian Malaysia yang letaknya di bagian barat. 

Tradisi bulan puasa di Perak (dan Malaysia pada umumnya), tak jauh berbeda dengan yang berlaku di Indonesia. Namanya juga negeri serumpun, pastinya ada tradisi hari raya serta hari - hari besar agama lainnya yang mirip - mirip. Selama di Perak, Tourism Perak dan Gaya Travel mengajak saya ngabuburit berkeliling Ipoh, ibukota Negeri Perak dan Kuala Kangsar, ibu kota pemerintahan Kesultanan Perak untuk menikmati suasana ramadan.

Mencari Takjil di Bazaar Ramadan

Bazaar Ramadan tahunan digelar sepanjang bulan puasa di beberapa tempat di Perak. Dua tempat yang sempat saya kunjungi adalah bazaar ramadan yang digelar di Stadion Perak, Ipoh dan Arena Square, Kampung Penaga, Kuala Kangsar. Sangat kebetulan sekali Stadion Perak berada tepat di seberang hotel, jadi di hari pertama menjejak di Ipoh jelang waktu berbuka puasa; ngabuburitnya tinggal menyeberang jalan mencari takjil.

Bazaar ramadan di Arena Square, Kuala Kangsar, Perak. Dokumentasi pribadi
Bazaar ramadan di Arena Square, Kuala Kangsar, Perak. Dokumentasi pribadi
Jajanannya nggak jauh bedalah dengan bazaar ramadan di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta yang selalu sesak itu. Yang membedakan, di sini tempatnya diorganisir dan dibuat khusus di pelataran luar gelanggang olah raga (GOR) sehingga tak memacetkan jalan raya karena manusia tumpahnya di dalam kawasan GOR bukan di jalan.

Mengunjungi Situs Bersejarah Kesultanan Perak

Kesultanan Perak diperkirakan sudah berdiri sejak 1528 di sepanjang tepian Sungai Perak dengan pusat pemerintahan di Kuala Kangsar. Pada 16 September 1963, Perak resmi menjadi negeri bagian Malaysia dengan nama Negeri Perak Darul Ridzuan. Taklah lengkap mempelajari sejarah Perak tanpa melihat langsung dan berkunjung ke jejak - jejak sejarahnya di Bukit Chandan, Kuala Kangsar.

Di Kuala Kangsar, kami mengunjungi salah satu istana yang pernah menjadi tempat kediaman sultan, Istana Kenangan. Istana ini dibangun pada 1926 sebagai tempat tinggal sementara Sultan Iskandar Shah, Sultan Perak ke-30 ketika Istana Iskandariah - kediaman resmi sultan hingga sekarang - sedang dibangun untuk merelokasi istana lama yang terkena banjir bandang di tahun yang sama. Yang unik dari Istana Kenangan adalah bangunannya terbuat dari anyaman bambu (gedeg) dan konon tanpa menggunakan sebiji paku pun. Hebatnya, bangunannya masih berdiri dan dipelihara dengan baik sampai hari ini! Karena sedang direnovasi, istana yang kini difungsikan sebagai Museum Kesultanan Perak ini hanya bisa dinikmati luarnya saja.

Istana Kenangan, Bukit Chandan, Kuala Kangsar. Dokumentasi pribadi
Istana Kenangan, Bukit Chandan, Kuala Kangsar. Dokumentasi pribadi
Sebelum ke Istana Kenangan, saya pun sempat mampir sebentar ke Masjid Ubudiah dan melihat - lihat makam keluarga Kesultanan Perak yang berada di samping masjid. Masjid Ubudiah dibangun pada 1913 ini disebut sebagai salah satu masjid terindah di Malaysia. Memang pantas saja karena bangunan ini merupakan salah satu rancangan arsitek Inggris, Arthur Benison Hubback, perancang bangunan - bangunan bersejarah yang karyanya bisa dinikmati di sekitar Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, stasiun kereta Kuala Lumpur dan kota lama Ipoh.

Masjid Ihsaniah Iskandariah, Kuala Kangsar. Dokumentasi pribadi
Masjid Ihsaniah Iskandariah, Kuala Kangsar. Dokumentasi pribadi
Tak jauh dari pusat kota Kuala Kangsar, di Kampung Kuala Dal, Padang Rengas; saya pun diajak mampir ke Masjid Ihsaniah Iskandariah. Masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Kampung Kuala Dal ini dibangun pada 1936. Dirancang khusus oleh Sultan Iskandar Shah mengikuti rancangan Istana Kenangan, itu sebab keseluruhan bangunan dua tingkat ini terbuat dari kayu, dindingnya menggunakan gedeg dan beratap seng dilengkapi dengan 20 (dua puluh) jendela.

Permaianan Cahaya di Pesta Panjut

Sepuluh hari menjelang lebaran, kampung - kampung di Kuala Kangsar dimeriahkan oleh cahaya pelita yang dinyalakan selepas tarawih. Pelitanya pun tak hanya satu dua, ada banyak menghiasi bentuk bangunan seperti masjid, gerbang, rumah, mobil, dan lain - lain;  tergantung kreativitas warga kampung. Semakin kreatif warganya, semakin indah dan meriah pula kampungnya.

Pesta Panjut. Dokumentasi pribadi
Pesta Panjut. Dokumentasi pribadi
Tradisi ini dikenal sebagai Pesta Panjut. Setelah sempat dihentikan cukup lama karena dianggap tak islami, Pesta Panjut kembali digelar dan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata ramadan Perak yang dikemas dalam paket World of Wonders Ramadan (WOWRamadan) Perak 2017.

Jalan - jalan Mencari Labu ke Sayong

Satu  hal yang tak boleh dilewatkan bila bermain ke Kuala Kangsar adalah bertandang ke kampung pengrajin tembikar yang terkenal dengan kerajinan kendi, - oleh masyarakat setempat lebih akrab disebut labu - Kampung Sayong. Saya diajak bermain ke bengkel kerja milik Mohd Pareb bin Zamari, KZ Kraft. Di sini pengunjung dapat melihat pengerjaan keramik, mulai dari memilih tanah liat hingga siap dipasarkan.

Berburu Bubur Lambuk di Festival Bubur Lambuk WOW 2017

Sebagai penggemar tinotuan -  bubur Manado - lidah saya tak berhenti menggumuli rasa dari semangkok Bubur Lambuk yang saya dapatkan dari salah satu tenda peserta Festival Bubur Lambuk WOW 2017 di Dataran Ipoh hingga tandas.

Bubur Lambuk adalah sajian spesial yang biasanya disajikan masjid - masjid di Malaysia sebagai makanan berbuka puasa. Dibuat dari campuran beras dengan daging cincang - sapi, rusa, ikan, mengikuti kreativitas pembuatnya - dan rempah - rempah. Karena tujuannya untuk dibagikan kepada umat yang datang ke masjid, maka proses persiapan hingga memasaknya pun dikerjakan secara bergotong royong.

Berburu Bubur Lambuk di Dataran Merdeka, Ipoh. Dokumentasi pribadi
Berburu Bubur Lambuk di Dataran Merdeka, Ipoh. Dokumentasi pribadi
Tahun ini menjadi tahun kelima diselenggarakannya Festival Bubur Lambuk. Meski hujan tumpah tepat saat waktunya pembagian bubur, YB Dato' Nolee Ashilin binti Mohammed Radzi, Executif Concillor Pariwisata, Seni Budaya, Komunikasi dan Multimedia Perak; tetap turun langsung membagi - bagikan bubur kepada pejalan dan pengendara yang melintas di sekitar Dataran Ipoh.

Festival Bubur Lambuk WOW 2017 diikuti 20 (dua puluh) peserta dari beberapa komunitas ini menyiapkan 10.000 paket Bubur Lambuk GRATIS untuk masyarakat berbuka puasa.

Cuci Mata di Gerbang Malam, Ipoh

Di sepanjang ruas Jl Tahwil Azhar, Ipoh, sejak 2003 dikelola dan dihidupkan menjadi destinasi wisata Gerbang Malam. Di kiri kanan jalan ini berdiri toko - toko kelontong dari jaman baheula, sayangnya tak semua buka hingga larut. Bagi pemburu camilan dan oleh - oleh, di salah satu sisi jalan, ada satu toko yang menjual aneka camilan termasuk camilan kesukaan yang mengandung daging babi. Toko oleh - oleh ini dikelola oleh encek dan encim yang sudah sepuh tapi masih kuat menggeser - geser dagangan. Para pedagang di Gerbang Malam mulai menggelar dagangannya pada pk 19.00 hingga pk 02.00.

Menuju Gerbang Malam. Dokumentasi pribadi
Menuju Gerbang Malam. Dokumentasi pribadi
Belajar Membuat Rendang di Kilang Rendang Tok Mak Nik

Salah satu menu spesial yang tak pernah terlewatkan tersaji di meja saat lebaran datang adalah Rendang Daging. Karena proses memasak rendang butuh waktu dan tenaga, tak semua orang betah untuk menyiapkan menu yang satu ini. Bersyukurlah para ibu rumah tangga saat ini sudah banyak usaha makanan yang menyediakan makanan saji seperti Rendang Tok Mak Nik di Lahad, Ipoh.

Dapur Rendang Tok Mak Nik yang terkenal di Perak. Dokumentasi pribadi
Dapur Rendang Tok Mak Nik yang terkenal di Perak. Dokumentasi pribadi
Usaha rendang ini dirintis Nafsiah Yeop Abdullah - lebih akrab dipanggil Mak Nik - bersama suaminya Mohamed Pandak Hussien pada 1985. Sepeninggal Mak Nik, usaha rendang keluarga ini kini dikelola oleh anaknya, Shariffudin Mohamed. Selain rendang, Rendang Tok Mak Nik juga menyediakan abon ayam dan sapi. Kerja keras Mak Nik dan keluarga tak sia - sia, kelezatan Rendang Tok Mak Nik kini sudah merambah hingga ke mancanegara.

Bagaimana persiapan lebaran kamu? Buat yang berencana untuk mudik, berhati - hatilah di jalan, tetap menjaga hati agar tak tergoda untuk menyakiti hati sesama. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, saleum [oli3ve].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun