Tiada terasa Ramadan yang datang sekali setahun, segera pamit. Sebelum Ramadan berlalu, nak berbagi sedikitlah cerita perjalanan 'ngabuburit di Negeri Jiran, Malaysia; minggu lalu. Ini kali kedua saya menjejak di Perak, negara bagian Malaysia yang letaknya di bagian barat.Â
Tradisi bulan puasa di Perak (dan Malaysia pada umumnya), tak jauh berbeda dengan yang berlaku di Indonesia. Namanya juga negeri serumpun, pastinya ada tradisi hari raya serta hari - hari besar agama lainnya yang mirip - mirip. Selama di Perak, Tourism Perak dan Gaya Travel mengajak saya ngabuburit berkeliling Ipoh, ibukota Negeri Perak dan Kuala Kangsar, ibu kota pemerintahan Kesultanan Perak untuk menikmati suasana ramadan.
Mencari Takjil di Bazaar Ramadan
Bazaar Ramadan tahunan digelar sepanjang bulan puasa di beberapa tempat di Perak. Dua tempat yang sempat saya kunjungi adalah bazaar ramadan yang digelar di Stadion Perak, Ipoh dan Arena Square, Kampung Penaga, Kuala Kangsar. Sangat kebetulan sekali Stadion Perak berada tepat di seberang hotel, jadi di hari pertama menjejak di Ipoh jelang waktu berbuka puasa; ngabuburitnya tinggal menyeberang jalan mencari takjil.
Mengunjungi Situs Bersejarah Kesultanan Perak
Kesultanan Perak diperkirakan sudah berdiri sejak 1528 di sepanjang tepian Sungai Perak dengan pusat pemerintahan di Kuala Kangsar. Pada 16 September 1963, Perak resmi menjadi negeri bagian Malaysia dengan nama Negeri Perak Darul Ridzuan. Taklah lengkap mempelajari sejarah Perak tanpa melihat langsung dan berkunjung ke jejak - jejak sejarahnya di Bukit Chandan, Kuala Kangsar.
Di Kuala Kangsar, kami mengunjungi salah satu istana yang pernah menjadi tempat kediaman sultan, Istana Kenangan. Istana ini dibangun pada 1926 sebagai tempat tinggal sementara Sultan Iskandar Shah, Sultan Perak ke-30 ketika Istana Iskandariah - kediaman resmi sultan hingga sekarang - sedang dibangun untuk merelokasi istana lama yang terkena banjir bandang di tahun yang sama. Yang unik dari Istana Kenangan adalah bangunannya terbuat dari anyaman bambu (gedeg) dan konon tanpa menggunakan sebiji paku pun. Hebatnya, bangunannya masih berdiri dan dipelihara dengan baik sampai hari ini! Karena sedang direnovasi, istana yang kini difungsikan sebagai Museum Kesultanan Perak ini hanya bisa dinikmati luarnya saja.
Permaianan Cahaya di Pesta Panjut
Sepuluh hari menjelang lebaran, kampung - kampung di Kuala Kangsar dimeriahkan oleh cahaya pelita yang dinyalakan selepas tarawih. Pelitanya pun tak hanya satu dua, ada banyak menghiasi bentuk bangunan seperti masjid, gerbang, rumah, mobil, dan lain - lain; Â tergantung kreativitas warga kampung. Semakin kreatif warganya, semakin indah dan meriah pula kampungnya.
Jalan - jalan Mencari Labu ke Sayong
Satu  hal yang tak boleh dilewatkan bila bermain ke Kuala Kangsar adalah bertandang ke kampung pengrajin tembikar yang terkenal dengan kerajinan kendi, - oleh masyarakat setempat lebih akrab disebut labu - Kampung Sayong. Saya diajak bermain ke bengkel kerja milik Mohd Pareb bin Zamari, KZ Kraft. Di sini pengunjung dapat melihat pengerjaan keramik, mulai dari memilih tanah liat hingga siap dipasarkan.
Berburu Bubur Lambuk di Festival Bubur Lambuk WOW 2017
Sebagai penggemar tinotuan - Â bubur Manado - lidah saya tak berhenti menggumuli rasa dari semangkok Bubur Lambuk yang saya dapatkan dari salah satu tenda peserta Festival Bubur Lambuk WOW 2017 di Dataran Ipoh hingga tandas.
Bubur Lambuk adalah sajian spesial yang biasanya disajikan masjid - masjid di Malaysia sebagai makanan berbuka puasa. Dibuat dari campuran beras dengan daging cincang - sapi, rusa, ikan, mengikuti kreativitas pembuatnya - dan rempah - rempah. Karena tujuannya untuk dibagikan kepada umat yang datang ke masjid, maka proses persiapan hingga memasaknya pun dikerjakan secara bergotong royong.
Festival Bubur Lambuk WOW 2017 diikuti 20 (dua puluh) peserta dari beberapa komunitas ini menyiapkan 10.000 paket Bubur Lambuk GRATIS untuk masyarakat berbuka puasa.
Cuci Mata di Gerbang Malam, Ipoh
Di sepanjang ruas Jl Tahwil Azhar, Ipoh, sejak 2003 dikelola dan dihidupkan menjadi destinasi wisata Gerbang Malam. Di kiri kanan jalan ini berdiri toko - toko kelontong dari jaman baheula, sayangnya tak semua buka hingga larut. Bagi pemburu camilan dan oleh - oleh, di salah satu sisi jalan, ada satu toko yang menjual aneka camilan termasuk camilan kesukaan yang mengandung daging babi. Toko oleh - oleh ini dikelola oleh encek dan encim yang sudah sepuh tapi masih kuat menggeser - geser dagangan. Para pedagang di Gerbang Malam mulai menggelar dagangannya pada pk 19.00 hingga pk 02.00.
Salah satu menu spesial yang tak pernah terlewatkan tersaji di meja saat lebaran datang adalah Rendang Daging. Karena proses memasak rendang butuh waktu dan tenaga, tak semua orang betah untuk menyiapkan menu yang satu ini. Bersyukurlah para ibu rumah tangga saat ini sudah banyak usaha makanan yang menyediakan makanan saji seperti Rendang Tok Mak Nik di Lahad, Ipoh.
Bagaimana persiapan lebaran kamu? Buat yang berencana untuk mudik, berhati - hatilah di jalan, tetap menjaga hati agar tak tergoda untuk menyakiti hati sesama. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, saleum [oli3ve].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H