Mohon tunggu...
Olive Bendon
Olive Bendon Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Blogger

Travel blogger yang senang menceritakan perjalanannya (dan kawan berjalannya) yang berkaitan dengan sejarah, gastronomi, medical tourism, kesehatan mental lewat tulisan. Memiliki hobi fotografi, menonton teater, dan membaca buku. Ikuti juga jejaknya di OBENDON.COM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh

25 Maret 2011   18:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:26 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Aku harus buktikan pada mereka, apapun yang telah diperbuat atas diriku, aku harus bisa lebih berharga daripada mereka, meskipun hanya sebagai Nyai. Sekarang Sanikem sudah mati, yang ada adalah Nyai Ontosoroh.”

Karena kehormatan dan jabatan, Sastrotomo seorang jurutulis pabrik gula Tulangan-Sidoarjo rela menjual Sanikem anak gadisnya sebesar 25 gulden kepada Tuan Herman Mellema. Sejak itu rasa hormat sang anak kepada  ayahnya hilang dan dia tidak pernah mau menemui orang tuanya walau dibujuk tuannya. Sanikem dijadikan Nyai oleh Tuan Mellema diajarkan bahasa Belanda, membaca media Belanda, belajar budaya dan hukum Belanda serta cara berdandan dan memilih warna yg cocok. [caption id="attachment_98238" align="aligncenter" width="300" caption="Mellema menggendong Sanikem"][/caption] Lambat laun, setelah pindah ke Wonokromo sang Nyai dipercaya mengelola perusahaan milik Mellema “Boerderij Buitenzorg". Dia dikenal sebagai Nyai Buitenzorg namun lidah pribumi yg kesulitan untuk mengeja bahasa Belanda;  mereka memanggilnya Nyai Ontosoroh. Dari rahimnya lahir 2 anak Mellema : Robert Mellema dan Annelies Mellema yg oleh pengadilan hukum tidak diakui sebagai anaknya. Perjalanan hidupnya diangkat ke dalam koran lokal berbahasa Belanda oleh Minke seorang siswa HBS yang kemudian menjalin asmara dengan Annelies atas persetujuan Nyai Ontosoro. [caption id="attachment_98241" align="aligncenter" width="300" caption="Nyai Ontosoroh & Tuan Mellema"]

13010781361308127459
13010781361308127459
[/caption] [caption id="attachment_98240" align="aligncenter" width="300" caption="Annelies - Minke - Nyai Ontosoroh"]
13010779531972942068
13010779531972942068
[/caption] Perjuangan gigih seorang wanita untuk mempertahankan keutuhan & kehidupan keluarga serta pengakuan sebagai istri dan usahanya untuk mempertahankan perusahaan dari rongrongan keluarga Mellema tidak kenal menyerah.  Nyai Ontosoroh tetap berjuang walau Mellema meninggalkannya karena mati diracun di rumah bordir Ah Tjong. Walau hatinya hancur melepaskan Annelis putri yang terlahir dari rahimnya direnggut oleh putusan Pengadilan Putih Surabaya yang memberikan hak perwalian dan pengasuhan kepada Ir Maurits Mellema di Nederland.
"Kita telah melawan Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

"Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh" diangkat dari roman Bumi dan Manusia dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Terlepas dari sedikit salah sebut nama, Sita Nursanti tampil total memerankan Nyai Ontosoroh di Teater Salihara Jumat (25/3). Selepas pementasan yang sukses hingga ke negeri Belanda tahun lalu, Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh kembali dipentaskan selama 2 (dua) malam berturut-turut di Teater Salihara, Jakarta. [olive] catatan : tidak diperbolehkan memotret, foto diambil dari pertunjukan tahun lalu di Erasmus Huis, Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun