Aku merindukanmu...
Iya, kamu. Kamu yang ada di depan mataku
Apa? Kamu tak percaya kataku?
Apa? Kamu bilang aku bohong?
Kenapa? Hanya itu yang bisa terlontar darimu??
Kamu tak percaya lagi kataku?
Merindukanmu dalam balutan rasa percaya dirimu
Merindukanmu dalam pemikiran egoismu
Merindukanmu dalam kata kata tajam yang kau lontarkan padaku...
Merindukanmu dalam tawa renyahmu yang menceritakan tentang hebatnya dirimu...
Kau bilang "aku percaya diri kay, aku sudah menaklukan ibukota"
"Aku berani kay, aku bisa hidup sendirian di ibukota yang kejam ini"
"Aku siap kay, siap mati untuk merobek keangkuhan ibukota"
"Ibukota itu hal kecil dalam perjalanan hidupku, lihat dan buktikan kataku kay..."
"Aku kuat kay, masalah itu adalah petualangan dalam hidupku..."
Lihat? Apa aku kurang merindukanmu? Aku hafal setiap lirik kata yang kau lontarkan seakan akan itu irama musik yang memacu keberanianku untuk menjadi sepertimu.
Iya! Menjadi sepertimu....
Lalu? Kau bilang aku bohong??
Kau tak percaya??
Kau sekarang penakut!
Menjadi lemah karena waktu
Menjadi bayangan di dalam kehidupan
Menjadi bulan di siang hari...
Celotehan riangmu kini menjadi helaan nafas panjang...
Aku merindukanmu....
Lagi... dan lagi... dan lagi...
Kau, cepatlah kembali karena aku benar benar merindumu....
-Kay-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H