Mohon tunggu...
Olan Simanjuntak
Olan Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Muda dan ingin berkarya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan, Masihkah Bumi Milik-Mu?

18 Agustus 2010   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan, masihkah bumi milik-Mu?

Soalnya, inilah yang kutahu tentang awal:

Kau buat bumi ini bulat, bukan kotak atau petak (apalagi berpetak-petak)

supaya semua nyambung, tak berujung

Jadi ga ada yang bilang: ini untukku! Ini milikku!!

tapi, faktanya sekarang...

manusia berlomba membuka tangan

klaim sana, klaim sini

ga peduli mesti menindas dan merampas.

satu wilayah bisa banyak pemilik

satu umat, tapi berbeda pendapat

Cilakanya lagi, pake nama-Mu tuk melaknat

saling tebar ayat, pasang brikade, berjibaku, bom molotov, thank dan buldozer

satu mati, yang lain mengikuti

Menghalalkan kata: bunuh! kafir! haram jadah! tuk sesama manusia yang Kau cipta

hanya demi sepotong tanah yang juga bukan milik manusia?

Oh, kusadar bumi tak lagi sekedar bulat....

Di negeri sendiri sengsara masih berpesta

yang berpunya menggusur yang tiada

Membangun mall mahal, shoping centre, pusat kebugaran diatas gubuk si jelata

airmata, duka lara, tangis jiwa, masih membahana di negeri tercinta

Tuhan, masihkah bumi milik-Mu?

Soalnya, Kau menumbuhkan pohon dan bunga-bunga

karena alasan Kau cinta

Tapi faktanya sekarang..

Berjuta hektar hutan musnah oleh si serakah

Kemana perginya fauna lucu yang dulu bergayut ramah, menghias tanah ini?

Ooh....mereka ga bisa protes atau berdemo

Selain pasrah, mengalah pada traktor, buldozer dan gergaji mesin..

Tuhan, masihkah bumi ini milik-Mu?

Soalnya, tangan-Mu sendiri yang mencipta manusia

kau hembuskan Ruh Suci yang sama, dan kami hidup sederajat di mata-Mu

tapi faktanya sekarang...

Manusia mencipta kasta, suku, rasisme, minoritas, mayoritas dan perbedaan derajat..

Tuhan, kami semua berseru atas nama-Mu

mendamba damai di atas dunia

tapi, mengapa beribadah saja menjadi semakin sulit?

Tuhan, bukankah bumi masih milik-Mu?

Di tanah-Mu kami terusir...

mayoritas mendominasi minoritas

bukankah kami menyebut nama-Mu yang suci?

tapi mengapa dengan nama-Mu juga kami terusik?

Tuhan, apakah bumi masih milik-Mu?

Atau, adakah bumi yang lain yang Kau cipta di semesta?

bila ya, mungkin harus segera kau wahyukan

Biar manusia bisa sedikit berbagi dan bertoleransi..

Tuhan, bila Kau datang kelak, masihkah bumi milik-Mu?...............................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun