Bukan muda lagi sejak kau merdeka
kau ingatkah ibu? Peristiwa miris yang tak seharusnya tak lagi kuucap
raga-raga kasar yg mencabik mahkotamu
mengatasnamakan dagang, rempah, company dan mulut manis merayumu
Tapi durja dan nista yg mereka tinggalkan
dan penjajahan yang membuat kau terluka
Ibu, betapa kau menerima semua dengan lapang dada
mulut tetap tersenyum, meski menyisakan darah dan airmata
kau bangkit dengan sejuta harap Bukankah masa depan selalu ada?
Itu yang selalu kau ucap
Ibu, kubersujud dipangkumu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!