Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Padjadjaran

Alumnus Prodi Sejarah Unpad. Hobi membaca, menulis, olahraga (bersepeda, jogging, sesekali hiking), tertarik pada dunia kesejarahan (sosial-budaya, politik-militer).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengalaman Pribadi tentang Gempa Cianjur 21 November 2022

7 Januari 2023   15:30 Diperbarui: 8 Januari 2023   03:22 3352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SURVEI PENDAHULUAN. Yayasan Historika Indonesia melakukan survei lapangan terlebih dahulu sebelum menyalurkan donasi ke korban gempa Cianjur. Dokpri

"Waduh, ieu mah atuh ripuh euy," ujar saya dalam hati ketika itu. Karena pada saat itu bertepatan dengan pembukaan pertandingan kompetisi Piala Dunia Qatar 2022 antara tuan rumah versus Ekuador, saya memutuskan untuk tidak tidur alias begadang di malam pertama pascagempa yang diberitakan memiliki kekuatan 5,6 magnitudo.

RUMAH YANG HANCUR. Berlokasi di Kampung Sirnagalih, Desa Benjot (Foto: Ujang Sugandi).
RUMAH YANG HANCUR. Berlokasi di Kampung Sirnagalih, Desa Benjot (Foto: Ujang Sugandi).

SELASA 22 NOVEMBER 2022

Pagi hari ba'da Shubuh, saya kembali menyalakan pesawat televisi dan kembali menonton kanal Kompas TV. Tak ayal, saya pun kaget ketika melihat laporan berita bahwa jumlah korban meninggal dunia sudah berjumlah lebih dari 130 orang. "Wah, ieu mah badag atuh euy," ucap kami dalam hati lagi.

Grup medsos WA mulai bertalu-talu saling memberi kabar mulai dari yang menanyakan hingga memberikan informasi kondisi terkini keluarganya masing-masing. "Alhamdulillah Mang, kami mah salamet jagjag waringkas," kata saya membalas pesan WA salah satu kawan.

Salah satu senior saya yang mukim dan bekerja di ibu kota mulai mengontak untuk menanyakan kondisi terkini keadaan di Cianjur. Rencananya, beliau akan segera turun ke lapangan beberapa hari lagi untuk menyalurkan donasi yang sebelumnya sudah diterima dari berbagai jejaring sosial maupun kerja yang dimilikinya. Tujuannya jelas, saat pertama menyalurkan bantuan adalah menuju Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.

Bisa dikatakan minggu pertama dari tanggal 21-27 November 2022 pascagempa bumi keadaan Cianjur mencekam. Selain penduduk yang terkena dampak parah dilanda panik karena rumah yang hancur dan bantuan sosial tidak kunjung datang, gempa susulan terus-menerus terjadi.

Gempa susulan itu terjadi tidak mengenal waktu. Bisa pagi, siang, sore, bahkan malam. Jangankan untuk tidur nyenyak, urusan buang hajat ke toilet pun penduduk yang terkena dampak parah ketakutan.

"Aing mah ka WC ge make helm, Kiw, sieun katinggang," tutur salah satu sahabat saya. Rumahnya sendiri terletak di Kampung Mangun, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang. Di kecamatan tersebut memang ada beberapa desa yang terdampak parah mulai dari Gasol, Sarampad, Sukamulya, Wangunjaya, Padaluyu, Cijedil hingga Cirumput.

SEORANG WARGA berjalan di depan rumah yang hancur berlokasi di Kampung Lebaksaat, Desa Cirumput. (Foto: Dede Aripin).
SEORANG WARGA berjalan di depan rumah yang hancur berlokasi di Kampung Lebaksaat, Desa Cirumput. (Foto: Dede Aripin).

CIANJUR, 23-30 NOVEMBER 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun