Dalam hati Ridwan bertanya-tanya. "Ieu urang keur dimana euy ?". Tidak mau bingung sendiri dengan pertanyaan tersebut dia pun mencari keterangan sedang dimana dirinya sekarang. Setelah hilir mudik di lambung sampai ke buritan kapal kayu itu dia sadar bahwa dirinya sedang berada di Pelabuhan Lisboa, Portugis. Ridwan sendiri bingung kenapa dirinya sedang ada di sini. Dia pun bertanya pada ABK (Anak Buah Kapal) yang sepertinya memang orang Portugis.
Â
"Mang punten, ari ieu th leres Pelabuhan Lisboa, Portugis ?", tanyanya dalam bahasa ibunya.
Â
"Muhun, ieu th Pelabuhan Lisboa, Portugis. Ari akang sahanya ? Asa nemb ningalan sim kuring mah. Tepangkeun atuh wasta abdi Saviola Mndz. Kawitna mah ti Porto", timpal ABK yang bernama Saviola itu. Ridwan malah bertambah kebingungannya. Kenapa orang Portugis ini bisa memahami bahasa ibunya.
Â
"Oh muhun. Nami abdi Ridwan Solhudin. Kawitna mah ti Nusantara....", belum selesai Ridwan berbicara Saviola langsung memotong,
Â
"Hah, Nusantara ? Bener ta th kang ? Pan kami g ieu ark ka ditu. Ark ka pusat rempah-rempah saalam dunya kiwari. Ari kitu mah kaleresan atuh akang tiasa janten juru pandu kami. Engkin abdi teraskeun ka Kaptn, nya !".
Â
Ridwan terkejut. Ini sebenarnya tahun berapa. Dia berpikir masa orang Portugis ketika tahu Nusantara reaksinya langsung kaget seperti itu. Sebelum si ABK itu melapor, lebih baik dirinya bertanya, pikirnya cepat.