Mohon tunggu...
Oky
Oky Mohon Tunggu... Lainnya - Housewife

Self Development

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pegang Kendali Ambisi Agar Tidak Lupa Diri

3 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 3 Juli 2024   08:09 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jebakan Ambisi 

            Hidup berdampingan di antara manusia lain tanpa disadari memicu jiwa kompetisi.  Hidup bagi kebanyakan manusia tidak hanya untuk diri sendiri tetapi saling bersaing untuk menjadi yang terbaik dari yang lain. Manusia tidak lagi puas menggunakan ambisi sekedar menjadi "alat kendali" pribadi namun meluas menjadi alat pengendali manusia bahkan makhluk lainnya.

             Ambisi yang awalnya sebagai cita-cita mulia perlahan memunculkan jebakan jika tidak mampu dikendalikan dengan baik. Diperlukan keseimbangan antara akal sehat serta hati nurani agar ambisi bisa dikendalikan bukan malah sebaliknya, kita yang dikendalikan ambisi.

            Resolusi yang saya buat tak ubahnya sejumlah ambisi yang tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai diri. Kalimat saya di awal paragraf sebetulnya jebakan untuk diri saya sendiri. 

Benarkah tujuan saya hanya untuk nilai diri? Sejujurnya selalu ada tujuan lain ketika saya mengejar ambisi. Saya harus diakui lebih baik dari orang lain, saya harus lebih hebat dan dinilai keren oleh orang lain. Keinginan akan sebuah pengakuan inilah yang harus dikendalikan. 

Jika ini tidak diimbangi dengan mental yang sehat maka ambisi akan beraksi brutal maka inilah sebabnya seseorang akan merealisasikan ambisi bisa dengan menghalalkan secara cara  atas nama pengakuan dan pembuktian tanpa memperdulikan norma yang berlaku atau ketika segala upayanya untuk mencapai ambisi gagal ini menjadi alasan seseorang untuk mengisolasi diri karena tidak siapnya mekanisme seseorang dalam menghadapi jebakan ambisi.

Pegang kendali dengan mindfulness

            Perangai yang tidak berhati-hati dalam mengendalikan ambisi membuat seseorang menjadi lupa diri. Melupakan bahwa alam manusia meski serupa tapi tak sama dengan hutan rimba yang tanpa welas asih. 

Seringkali manusia terlampau fokus dengan tujuan lantas lupa menjadi manusia yang bermartabat bahkan terlalu keras terhadap kepada diri sendiri. Ketika dia menang lantas dia pongah melihat yang lain rendah sementara ketika kalah dia menjadi rapuh dan tak berdaya.

            Maka kembalilah untuk merenungi diri. Apakah benar ambisi ini untuk diri sendiri tanpa terdistraksi dengan orang lain? Jikapun berkaitan dengan orang lain, bisakah ambisi ini untuk pencapaian tujuan bersama yang bermaanfaat? bukan malah menjadi ajang saling bersaing secara tidak sehat.

            Mindfulness. Bernafaslah dalam-dalam. Berikan pikiran dan jiwamu ruang untuk menyadari kehadirannya. Benar memang kita harus bertujuan dalam hidup namun kita hidup bukan untuk dikendalikan ambisi. Biarlah ambisi hanya sekedar alat yang ketika alat itu dapat berfungsi dengan baik maka bersyukurlah namun jika tidak bisa digunakan, jangan paksakan alat itu, beranilah membuat tujuan baru dan gunakan alat ambisimu yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun