Ditambah lagi, minimnya penanganan limbah di lingkungan perusahaan menyebabkan kondisi yang semakin buruk. Zat pencemar yang dihasilkan oleh pabrik merusak ekosistem yang ada di sungai dan memperburuk kualitas air.Â
Kondisi tersebut juga berdampak pada sumur-sumur warga yang tercemari. Sehingga apabila digunakan terus menerus oleh warga akan membahayakan kesehatan.Â
Kualitas air di Selat Bali pun menurun. Kandungan TSS (total padatan tersuspensi), deterjen, dan logam berat di perairan Selat Bali sudah melewati standar baku mutu. Kualitas air yang semakin menurun menyebabkan ikan hasil tangkapan nelayan - nelayan kecil juga berkurang.Â
Hal tersebut dikarenakan air yang kotor dan berbau menyebabkan habitat ikan menghilang dan hasil tangkapan ikan semakin berkurang. Kandungan deterjen yang ada menghambat penurunan respirasi dan pertumbuhan ikan, sedangkan kandungan logam berat menyebabkan terganggunya reproduksi ikan dan dapat meningkatkan tingkat kematian ikan.Â
Bagi nelayan kecil yang bergantung pada ikan dan laut sebagai sumber penghasilan utama, pencemaran air yang terjadi menyebabkan pendapatan yang mereka peroleh semakin menurun.
Di sisi lain, pencemaran tersebut kemudian semakin bertambah dikarenakan sebagian masyarakat sekitar industri pengolahan ikan tidak mengijinkan untuk dilakukan upaya penanggulangan pencemaran akibat limbah industri. Sebab, masyarakat tersebut saat ini memanfaatkan limbah minyak ikan sebagai ladang rezeki untuk dijual kembali dalam bentuk minyak ikan.Â
Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan AMDAL masih belum terbentuk. masyarakat sekitar lebih mengutamakan keuntungan pribadi tanpa peduli akan kerusakan lingkungan.Â
Padahal, jika lingkungan terus-menerus dieksploitasi tanpa adanya upaya untuk menjaga kestabilannya, lingkungan tersebut akan rusak dan tidak bisa bermanfaat untuk hajat hidup masyarakat juga.
Muncar yang menjadi salah satu sentra penangkapan ikan terbesar di Jawa Timur seharusnya menjadi contoh bagi industri perikanan lainnya tidak hanya dalam hal kualitas tangkapan dan hasil pengolahan ikan saja, tetapi juga dalam penanganan limbah.Â
Banyak hal yang dapat dimanfaatkan dari limbah industri perikanan selain minyak ikan, misalnya pemanfaatan limbah ikan sebagai tepung ikan. Dan pemanfaatan limbah kelas C sebagai pakan ternak seperti yang disampaikan oleh Darmayani (2002).
Untuk itu, sosialisasi akan pentingnya AMDAL dan pengolahan limbah baik bagi lingkungan, masyakarat, serta pelaku usaha perikanan perlu ditingkatkan agar keseimbangan ekosistem alam tidak rusak karena adanya industrialisasi.