Katamu seikat bunga itu telah layu Â
Keindahannya sudah pucatÂ
Mungkinkah keindahannya akan gugurÂ
Tali itu pun telah terlepas dari genggaman batang bunga ituÂ
Aku melepaskannyaÂ
Seperti harapanmuÂ
Â
Darah pada keindahan bunga itu pun sudah membekuÂ
Aku tak mencucinya, takut keindahannya menghilang Â
Â
Kataku untukmu, bunga itu sudah mati kemarinÂ
Aku telah mengambil hidupnya untukmuÂ
Matinya bunga itu memberi kesaksian cintaku padamu Â
Â
Begitu dirimu harus membaca pengorbanan bunga itu dalam kematiannyaÂ
Matinya bunga itu karena cintaÂ
Cinta itu membuat seikat bunga terkumpul dalam rangkulan kasihÂ
Untuk memberi keindahan pada matamu dan hatimu untuk merasakan keindahannyaÂ
Â
Jangan membuat aku untuk mengaduh pada pemilik taman itu, Sang PerawanÂ
Dia telah memberikan bunga itu untukku dan untuk dirimuÂ
Bunga itu akan mati Â
Namun pengorbanannya harus tetapÂ
hidup dalam hati kita
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI