Mohon tunggu...
Oktiani Endarwati
Oktiani Endarwati Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mengikat kenangan dan ilmu dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

7 Alasan Kenapa Orang Melakukan Doom Spending

7 Oktober 2024   08:56 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:29 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan sekitar dan media sosial juga bisa menjadi faktor pendorong doom spending. Melihat teman memamerkan barang-barang baru di media sosial dapat memicu keinginan untuk memiliki hal yang sama. Ini mendorong kita untuk ikut berbelanja, meskipun kita tidak membutuhkannya.

5. Bentuk Self-Reward

Doom spending sering dijadikan alasan sebagai bentuk self-reward atau self-care pada diri sendiri saat masa sulit. Membeli barang baru bisa menjadi bentuk menghibur diri sendiri. Sebenarnya ini tidak menjadi masalah jika dilakukan dengan perencanaan keuangan yang baik.

6. Budaya Konsumerisme

Budaya konsumerisme sering kali mendorong kita membeli lebih banyak untuk menunjukkan status atau gaya hidup. Prinsip konsumerisme adalah memiliki barang-barang tertentu untuk meningkatkan status sosial. Hal ini dapat mengakibatkan belanja impulsif, bahkan ketika kita sebenarnya tidak membutuhkannya.

7. Kurangnya Kesadaran Finansial

Orang yang terjebak dalam doom spending mungkin tidak sepenuhnya menyadari dampak terhadap pengeluaran mereka. Akibat kurangnya pemahaman tentang anggaran dan pengelolaan keuangan, mereka merasa lebih bebas untuk berbelanja tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun