Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Karya Baik Tuhan di Tengah Pandemi Covid-19

20 Mei 2020   10:36 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:16 3328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi ini mengguncangkan kita dari zona nyaman yang sering membuat kita sulit bertumbuh. Virus ini juga telah meruntuhkan segala berhala dari dalam diri kita. 

Baca juga : Kemunculan Isu Sosial di Indonesia Akibat Pandemi Covid-19

Kesehatan, uang, pekerjaan, karir, hobi, keluarga, sudut pandang, kemapanan, kepandaian, bahkan diri sendiri menjadi sesuatu yang tak dapat kita andalkan saat ini. Jargon "I'm the captain of my soul!" hilang digdayanya.

 Kesombongan semacam ini ternyata harus diruntuhkan oleh materi sekecil virus Corona. Hanya Allah, penguasa tunggal sekaligus pribadi yang patut menjadi sandaran dalam kehidupan ini.

Pada sisi lain, di balik kerugian-kerugian yang terjadi akibat pandemi Covid-19, ada banyak kesempatan dan kebaikan yang muncul dari tengah-tengah itu. 

Dari berbagai berita atau seminar zoom yang saya ikuti, satu fakta yang dapat kita temukan ternyata berdonasi menjadi salah satu aktivitas daring tertinggi di samping kegiatan belanja, belajar, atau mencari informasi. Situasi sulit ini ternyata menggugah kepedulian dan rasa belas kasih kepada banyak orang.

Lalu, sebagai akibat dari SFH, WFH, atau lockdown, ada banyak kegiatan pembelajaran, diskusi, talk show, bahkan seminar yang dilakukan secara daring oleh berbagai pihak, dan secara gratis. 

Ini tentu satu fenomena yang tidak terjadi pada masa old normal sebelum pandemi berlangsung. Melalui berbagai kegiatan tersebut, kita jadi banyak belajar dan tahu, tanpa harus bersusah payah keluar rumah atau mengeluarkan biaya dengan harga mahal. 

Pandemi Covid-19 membuka kesempatan lebar bagi kita untuk kembali "bersekolah" dan mendapat banyak pengetahuan atau keterampilan.

New normal atau kelumrahan baru. Sebagai salah satu mekanisme bertahan untuk menghadapi perubahan kehidupan yang harus terjadi dengan adanya pandemi, kita dipaksa untuk melakukan hal-hal yang sebelumya tidak biasa kita lakukan, seperti mengenakan masker, mencuci tangan dengan sering atau menggunakan hand sanitizer.

Tidak melakukan kegiatan berkumpul dalam jumlah massa besar, belajar dan bekerja dari rumah dan secara daring, meningkatkan penggunaan jasa layanan pengantaran dan pembiayaan daring, webinars, meeting atau rapat bersama dengan mengunakan aplikasi khusus, atau tidak keluar rumah jika tidak perlu, yang berarti menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun