Mungkin sekali, kita justru akan lebih menderita dibanding orang-orang yang sudah menyiapkan diri dengan finansial yang dihasilkan sebagai jaminan masa depannya. Jangan lupa, juga selalu ada risiko disakiti dan dikecewakan oleh orang-orang yang sudah kita bantu. Kita toh masih hidup di dunia yang penuh dengan dosa dan kejahatan. Tak ada yang dapat menjamin bahwa kita tidak akan menjadi korban atau sasaran dari kejahatan.
Tetapi, kita juga tahu dan percaya, kebaikan tidak pernah berakhir sia-sia. Seperti pohon yang pada akhirnya akan menua dan mati, buahnya akan tetap dapat dinikmati kelak melalui benih yang terkandung di dalam bijinya. Â
Harta, tahta, kuasa, kesehatan, nama baik, prestasi, atau semua yang kita capai pada akhirnya akan lenyap. Namun, kebaikan yang kita berikan akan selalu menghasilkan kebaikan baru yang bermanfaat bagi yang lain. Dan, itu tidak akan terjadi jika kita hanya memikirkan keuntungan atau kebaikan diri sendiri, termasuk mencari nama harum bagi diri sendiri.
Lagipula, pada akhirnya, bukan seberapa lama kita hidup. Apa yang sudah kita perbuat dengan hidup itulah yang terpenting. Dan, membuat hidup ini berdampak baik bagi hidup orang lain sungguh adalah tujuan yang hanya dihasilkan oleh orang-orang berjiwa dan berkarakter emas. Â
Â
Saya terharu dalam acara pemakaman kemarin, melihat serta mendengar kesedihan dan kesaksian dari keluarga yang ditinggalkan. Kebaikan dan dampak seseorang terkadang memang baru disadari dalam momen-momen semacam itu.
Saya terberkati saat pulang dari pemakaman kemarin.