2. Hukum Kekekalan Momentum
Setelah kita mengetahui keberadaan gaya aksi-reaksi yang terjadi pada latto-latto saat bertumbukan, kita juga dapat menelisik adanya proses transfer momentum dan transfer energi pada latto-latto yang ternyata berlaku pula untuk Newton Cradle.
Kedua bola latto-latto memiliki massa yang sama. Ketika keduanya mengalami tumbukan, maka terjadi proses transfer momentum di mana tingkat kelentingan mendekati satu (hampir sekali lenting sempurna). Besarnya momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah tumbukan.Â
Pada posisi awal saat mereka ditumbukan dan keberadaannya terletak pada titik setimbang masing-masing bandul, keduanya akan mencapai keseimbangan. Sehingga ketika mereka saling bertumbukan selanjutnya keduanya akan memiliki nilai kecepatan yang sama namun arahnya berlawanan.
Adanya prinsip transfer momentum dan transfer energi pada peristiwa tumbukan kedua boal latto-latto menjadi sebuah alasan mengapa permukaan latto-latto dibuat dengan bahan yang keras. Supaya ketika mereka bertemu dan bertumbukan, energi kinetik yang dimiliki tidak banyak yang berubah menjadi bentuk energi yang lain. Bayangkan saja ketika latto-latto dibuat dengan bahan seperti bola bekel. Kemungkinan energi kinetik yang hilang dan berubah menjadi energi lain akan lebih banyak.
3. Konsep gerakan bandul sederhana
Dua buah bola latto-latto masing-masing dihubungkan dengan tali. Jika kita perhatikan secara seksama, mirip sekali dengan bentuk ayunan matematis sederhana yang kita jumpai pada saat belajar mengenai getaran. Sebuah gerakan bolak-balik melewati titik kesetimbangannya.
Saat bermain latto-latto, kita ketahui bahwa bagaimana gerakan latto-latto yang kita mainkan bergantung pada bagaimana gerakan tangan kita saat memberikan transfer energi dari tangan menuju bola latto-latto dengan perantara tali penghubung.Â
Gerakan tangan naik dan turun memang perlu kita perhatikan karena ketepatan gerakan tangan kita akan  menjadikan latto-latto bergerak sesuai keinginan kita (sebagaimana mestinya).