Istilah datang bulan (haid) bagi perempuan merupakan hal yang sangat familiar untuk diperbincangkan. Dalam dunia sains, datang bulan dikenal dengan sebutan menstruasi. Peristiwa menstruasi dialami oleh masing-masing perempuan pada usia subur dan biasanya sebagian perempuan memiliki siklus menstruasi selama 28 hari.Â
Setiap perempuan dapat memiliki siklus datang bulan yang berbeda-beda. Perempuan pada umumnya akan mengalami empat fase pada setiap siklus datang bulannya yakni fase menstruasi, fase pra ovulasi (folikuler), fase ovulasi, dan fase pasca ovulasi (luteal).Â
Lamanya masing-masing fase pada tiap perempuan tidaklah sama. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan siklus haid tersebut. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam (hormon dan gen) juga dapat berasal dari luar (asupan makanan, pikiran yang memicu stress, dan pola hidup).
Dalam islam, perempuan yang tengah mengalami menstruasi atau haid tidak diperbolehkan untuk melakukan beberapa ibadah wajib salah satunya ibadah puasa di bulan Ramadan. Pada sebuah hadist disebutkan bahwa Mu'adzah pernah bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu'anha yang artinya
"Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?" Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah?" Mu'adzah menjawab, "Aku bukan Haruriyah akan tetapi aku hanya bertanya." Kemudian Aisyah menjelaskan, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat." (H.R. Muslim no 335)
Berdasarkan kesepakatan ulama pula perempuan dalam kondisi haid dan nifas tidak wajib puasa di bulan Ramadan dan wajib mengqadha' (mengganti) puasanya. (Al Mawsu'ah Al Fiqhiyah, 28/20-21)
Dengan demikian, apabila perempuan yang sedang mengalami datang bulan tetap berpuasa maka puasa yang ia kerjakan tersebut dianggap tidak sah. Maka dari itu, perempuan yang tengah haid wajib mengganti puasa Ramadha yang ditinggalkannya di waktu lain di luar bulan Ramadan setelah berada dalam keadaan suci sesuai jumlah hari puasa yang ditinggalkannya.
Bagaimana Rasanya ketika datang bulan muncul di awal Ramadan padahal sedang semangat-semangatnya melakukan ibadah di bulan Ramadan?
Saya pribadi sangat merasa sayang (eman-eman) ketika tamu bulanan tetiba datang padahal sedang giat-giatnya merangkai semangat di awal bulan Ramadan.Â
Namun, bagaimana lagi? Bukankah hal tersebut sudah menjadi fitrah seorang perempuan yang masih dalam keadaan masa subur? Haruskah mengeluh? Tak ada hal yang paling menenangkan selain mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Salah satunya nikmat datang bulan.
Meskipun dalam keadaan haid, tentunya masih ada amalan dan aktivitas yang dapat kita lakukan agar tetap produktif dan menuai manfaat selama masa menstruasi di bulan Ramadan.
1. Mendengarkan Murratal Bacaan Al-Qur'an
Selain puasa dan shalat, sebagian ulama berpendapat bahwa perempuan yang sedang datang bulan juga tidak diperbolehkan memegang mushaf Al-Qur'an dengan niat ibadah (membaca Al-Qur'an).Â
Akan tetapi, di sisi lain perempuan (muslimah) membutuhkan charge ruhiyah untuk selalu berinteraksi dengan ayat-ayat Al-Qur'an agar hafalan yang telah dimiliki tetap terjaga.Â
Sehingga salah satu solusi untuk menjaga hafalan ialah dengan cara muraja'ah (mengulang-ulang kembali) melalui bacaan-bacaan Al-Qur'an yang diperdengarkan secara langsung maupun lewat rekaman.
2. Memasak untuk Keluarga yang Berpuasa
Salah satu amalan yang dapat dilakukan seorang perempuan haid ialah dengan cara memasak atau menyiapkan menu sahur dan bebuka puasa untuk anggota keluarga kita.Â
Bahkan, tak jarang ketika seorang perempuan yang tengah datang bulan merasakan seolah ia ikut berpuasa dikarenakan ia hanya makan saat berbuka dan sahur saja dengan tujuan menghormati dan menghargai keluarga maupun kerabat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
3. Memperbanyak Zikir
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya" (terjemahan Q. S Al-A'raf ayat 205)
Para ulama berpendapat bahwa berzikir di bulan Ramadan sangat dianjurkan karena dengan berzikir akan diperoleh ketenangan hati dan jiwa dari orang yang senantiasa merutinkannya. Apalagi hal ini dilakukan di bulan yang penuh berkah, bulan Ramdhan.
4. Mencari Ilmu
Bulan Ramadan menjadi salah satu momen yang tepat untuk memberikan asupan ilmu bagi diri, terutama ilmu agama. Di samping ilmu agama, seorang perempuan juga membutuhkan ilmu-ilmu pendamping kehidupan yang dapat diperoleh dari berbagai macam sumber.Â
Bahkan di era sekarang ini, kelas-kelas online khusus perempuan menawarkan berbagai macam materi yang dapat meng-upgrade kapasitas dan keterampilan perempuan di berbagai bidang, misalnya kelas memasak, kelas menulis, kelas bisnis, dan kelas online bermanfaat lainnya.
5. Bersedekah
Di bulan Ramadan masing-masing diri berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan keberkahan dan pahala berlipat ganda. Adapun salah satu cara untuk mengalirkan pahala sepanjang hayat bahkan sampai kita berada di liang lahat menuju akhirat yakni dengan cara bersedekah. Hal ini juga dapat dilakukan oleh perempuan yang tengah datang bulan guna menambah amalan-amalan sunnah di bulan Ramadan selama ia belum berada dalam keadaan suci untuk berpuasa.
Dengan bersedekah harapannya akan diperoleh kebaikan bagi sang pemberi sedekah dan penerima sedekah. Cara untuk melakukan sedekah dalam hal ini juga sangat bervariasi, misal saja melalui berbagi ta'jil bersama komunitas perempuan, menyalurkan bantuan bagi anak-anak yatim piatu dan panti asuhan, menggalang dana untuk para korban bencana alam, serta ladang sedekah lainnya sesuai kemampuan kita.
6. Memudahkan Urusan Orang Lain
Menolong sesama manusia merupakan salah satu cara menjalin hubungan dengan makhluk Tuhan. Membantu dalam hal ini dapat berupa berbagai macam bentuk kebaikan.Â
Mulai dari menawarkan jasa bantuan sederhana seperti membawakan barang teman maupun mengantar teman ke tempat tujuan seperti majelis ilmu atau tempat lainnya sampai mengulurkan bantuan berupa harta apabila kita berada dalam keadaan mampu untuk meringankan beban saudara-saudara kita.Â
Harapannya apa yang kita perbuat dapat memberikan manfaat bagi orang-orang terdekat kita, setidaknya dapat melancarkan urusan mereka atau memudahkan hajat teman kita.
7. Melakukan Hobi Ringan
Setiap perempuan pasti memiliki hobi. Bagi sebagian perempuan, hobi dapat dijadikan sarana aktualisasi dan apresiasi terhadap diri sendiri. Hobi perempuan sendiri beragam, mulai dari yang ringan sampai yang memerlukan tenaga dan waktu ekstra untuk merealisasikannya. Membaca, menulis, membuat kerajinan sederhana, berkebun, dan berbenah rumah merupakan contoh hobi ringan yang dapat dilakukan oleh perempuan selama bulan Ramadan.
Jadi, perempuan yang tengah datang bulan pun masih dapat melakukan aktivitas yang bernilai manfaat bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.Â
Di samping itu, kegiatan produktif yang dilakukan oleh perempuan haid dapat menjadi salah satu upaya untuk menghilangkan stress dan emosi pengaruh hormon saat datang bulan.Â
Tak perlu sedih mendapatkan tamu bulanan di awal bulan Ramadan. Justru hal tersebut dapat menjadi pemicu untuk lebih bersemangat dan membuang rasa malas saat datang bulan tiba. Tentunya tetap harus menjaga kesehatan dan tak lupa untuk senantiasa beristirahat cukup serta memenuhi asupan gizi yang seimbang.
Di Sudut Kota Bercahaya,
Selasa, 13 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H