Dan, proses pendewasaan pemikiran seorang anak berusia dua belas tahun tak hanya berlangsung satu atau dua minggu. Aku hanya sedikit demi sedikit menyadari bahwa aku anak pertama yang lebih tua dan lebih dulu lahir dari ketiga adik-adikku.
Bagaimana aku menjadi seorang kakak?
"Seorang kakak ialah sosok yang harus lebih kuat dari adiknya. Seorang kakak harus bisa melindungi diri sendiri dan melindungi adiknya. Seorang kakak harus menjadi teladan bagi adik-adiknya."
Bagiku menjadi seorang kakak perempuan bukanlah sebuah kemauan melainkan sebuah keharusan. Suka atau tidak, mau atau tidak mau Tuhan telah menakdirkan diri ini sebagai kakak perempuan.Â
Secara alamiah, seorang kakak perempuan akan memiliki beberapa sikap di bawah ini yang terbentuk dari sepanjang perjalanan yang telah dilalui, begitu pula denganku.
1. Tegas
Sebagian besar kakak pertama perempuan akan memiliki sikap tegas terhadap adik-adiknya. Hal ini mungkin dikarenakan orang tua terkadang atau bahkan seringkali memberikan kepercayaan kepada anak perempuan pertama mereka. Seorang kakak perempuan diberi amanah agar menjaga adiknya yang usianya lebih muda. Masyarakat Jawa mengenalnya dengan istilah momong.
Hal ini bahkan menjadi pengalaman masa kecil  berharga bagiku. Ibu memintaku untuk menjaga adik-adikku ketika beliau menyelesaikan pekerjaan rumah di saat ayah sedang bekerja di luar.Â
Sering kali adik perempuanku tetiba bertengkar dengan kedua adik laki-lakiku. Akhirnya aku yang harus melerai mereka. Terkadang aku akan berpura-pura galak agar mereka berhenti bertengkar. Atau aku akan menakut-nakuti mereka bahwa ayah dan ibu akan marah jika ketiga adikku masih nakal dan rewel.Â
Tak jarang aku harus pura-pura marah agar mereka tak lagi berulah. Ini yang menjadikan ketiga adikku akan diam ketika tiba-tiba aku mulai terlihat marah. Sikap semacam ini akan dikenal sebagai sikap galak oleh adik-adikku.Â