Berada di lingkungan baru sedikit banyak mengharuskan kita mampu mengikuti aturan dan kebiasaan yang ada. Namun, bukan tidak mungkin apabila kita pun turut mengambil peran untuk mengajak maupun berinovasi dalam berpendapat maupun bertindak. Tentunya hal tersebut tidak instan, melainkan membutuhkan waktu untuk berproses. Tak ada salahnya apabila kita memiliki gagasan bernilai kebaikan yang dapat memberikan pengaruh pada lingkungan baru kita.
Pun saat berada dalam lingkungan beragam dalam satu waktu yang hampir bersamaan. Misalnya saja seorang guru yang harus mampu beradaptasi sebagai rekan kerja saat berhadapan dengan sesama guru. Di sisi lain, juga menjadi sosok teman belajar bagi para siswanya di kelas.
Bahkan sesampainya di rumah, ia dituntut untuk menjadi anggota keluarga dan tetangga yang baik dalam lingkungan keluarga serta masyarakat.
Terlebih apabila seorang guru tersebut telah berkeluarga dan memiliki anak. Tak hanya mengurus anak orang lain di sekolah namun prioritas utama ialah anak dan suami sendiri.
Aksi mengajak ke dalam kebaikan dapat diaplikasikan saat kita berada di lingkungan manapun. Bukan berlagak menjadi seorang yang berpengaruh, namun sejatinya ingin memberikan pengaruh positif dengan adanya keberadaan kita  di tengah-tengah mereka.
4. Memberi contoh tetapi tidak menggurui
Ada kalanya kita menjadi sosok yang diteladani, ada saatnya pula kita meneladani sosok yang kita kagumi. Masing-masing diri pasti pernah merasakan kedua posisi ini baik menyadari secara langsung maupun tidak menyadarinya sama sekali. Masing-masing pribadi pun akan belajar meneladani dan menjadi seorang teladan dalam rangkaian skenario kehidupan yang tengah dijalankan.
Dalam sebuah lingkungan baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan kerja pastinya terdapat sosok yang dituakan, sosok yang diteladani tindak-tanduknya, sosok yang didengarkan segala perkataannya sampai sosok yang selalu menjadi tempat meminta nasihat atau saran dalam menghadapi beberapa persoalan. Hadirnya sosok-sosok demikian merupakan bentuk alami dari kebiasaan diri seseorang dalam bertindak sehari-hari.
Seseorang yang terbiasa melakukan sholat tepat waktu pasti akan konsisten meskipun berada di lingkungan baru maupun lingkungan berbeda dari sebelumnya. Ia akan sulit mengubah sesuatu yang telah melekat.
Begitu pula orang yang terbiasa tidak terlambat, maka ia akan merasa aneh apabila sesekali ia terlambat masuk kerja atau sekolah.
Mungkin diri kita sendiri tidak menyadari hal sekecil ini karena merupakan rutinitas semata yang biasa dijalani namun bagi orang lain bisa jadi merupakan salah satu contoh kebiasaan baik yang patut untuk diteladani.