Mohon tunggu...
William Oktavius
William Oktavius Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome to my opinion :)

Just Do It

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Trick or Treat?

31 Oktober 2023   16:00 Diperbarui: 31 Oktober 2023   16:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dio melangkahkan kakinya dengan pelan. Sambil berjalan dari tempat tidurnya, Dio menatap langit. Matahari sudah mulai terbenam dan samar-samar bulan mulai terlihat dari kejauhan. Dio merasa tubuhnya sedikit lebih terang. Itu berarti hari ini adalah 31 Oktober, hari di mana dirinya bisa dilihat oleh manusia. Selain itu, bulan pada malam ini juga akan berubah menjadi merah. Sudah terjadi cukup lama bahwa bulan akan tampak berbeda di tanggal 31 Oktober. Itu karena pada tanggal ini, semua hal mistis akan nampak di mata manusia, tidak terkecuali Dio. 

Dio kemudian menatap dirinya kembali. Dio bukanlah manusia, melainkan makhluk berkepala labu dan memiliki kaki. Terdiam untuk beberapa saat, Dio teringat bahwa dirinya sudah cukup lama hidup dengan bentuk yang menyeramkan ini. Ini sudah tahun kedua puluh sejak dirinya berubah menjadi makhluk berkepala labu. Dulunya, Dio adalah manusia biasa. Namun, nasib tidak beruntung datang menghampiri anak itu. Seorang vampir datang menghampiri dan kemudian menggigit Dio yang masih kecil itu. Tujuannya adalah karena vampir itu ingin terlepas dari kutukan, jadi ia perlu mendapatkan darah segar dari laki-laki yang masih kecil. Tapi, gigitan itu ternyata mengubah Dio menjadi makhluk labu yang menyeramkan. Seperti pajangan labu yang selalu muncul pada hari Halloween, seperti itu pula wujud Dio setelah tergigit oleh vampir itu. Bedanya, Dio masih memiliki kaki, jadinya Dio terlihat seperti labu Halloween yang dapat berjalan. 

Sebelum vampir itu benar-benar menghilang, vampir itu memberitahu Dio bagaimana caranya agar ia bisa terlepas dari kutukan. Dio harus bisa menemukan manusia yang bersedia memberikannya satu buah permen. Tapi, Dio tidak boleh meminta langsung kepada manusia. Dio hanya boleh berkata "Trick or Treat" saja saat ia berkeliling mencari manusia. Jika Dio sampai melanggar aturan itu, maka Dio akan menjadi makhluk labu abadi yang tidak bisa berubah wujud kembali. Karena itu, sudah dua puluh tahun, Dio hanya bisa berkeliling mencari manusia yang bersedia memberikannya permen. Ditambah lagi Dio hanya bisa dilihat oleh manusia selama satu tahun sekali, perjuangan Dio untuk mencari permen menjadi semakin berat. 

Bulan mulai menampakkan dirinya. Warna merah yang khas dan selalu muncul di tanggal 31 Oktober semakin terang. Setelah merasa waktunya untuk berkelilng tiba, Dio pun keluar dari tempat persembunyiannya. Hanya malam ini saja harapan Dio untuk bisa berubah dari makhluk labu ini. Jadi, Dio akan berusaha semampu yang ia bisa, sekalipun Dio pun sudah membayangkan dirinya akan ditolak banyak orang karena wujud menyeramkannya itu. 

Meskipun banyak yang sering menolak kehadiran Dio dan tidak memberikan permen, Dio tidak pernah mengusili orang-orang yang menolaknya itu. Dengan wujud Dio yang cukup seram untuk dilihat di malam hari saja sudah bisa membuat manusia yang melihat dirinya berteriak, bagaimana bisa Dio menambah ketakutan manusia itu dengan melakukan hal lain? Karena itu, setiap tanggal 31 Oktober usai, Dio hanya bisa kembali ke persembunyiannya dengan rasa kecewa karena tidak berhasil mendapatkan apa yang ia mau. Ditambah lagi, ia tetap ditakuti oleh banyak orang, jadilah Dio merasa dirinya bisa dilihat setahun sekali itu memang sudah sesuai dengan wujudnya sekarang. 

Malam semakin gelap, Dio kemudian mencoba berkeliling. Harapannya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ia bisa bertemu dengan manusia yang tidak takut pada dirinya dan mau memberikannya permen. Tapi, sama seperti tahun-tahun sebelumnya juga, setiap orang yang Dio datangi selalu berteriak dan kemudian langsung menutup pintu rumahnya. Atau jika Dio bertemu dengan mereka di jalan, orang-orang itu akan langsung lari ketakutan. 

Sudah beberapa jam Dio berjalan, ia tidak kunjung mendapatkan hasil yang baik. Bulan semakin meninggi dan menunjukkan warna merahnya, tanda sebentar lagi akan menuju tengah malam. Saat tengah akan berjalan mencari permen, tiba-tiba Dio mendengar suara tangis anak kecil. Penasaran dengan suara itu, Dio kemudian mengikuti suara itu dan sampailah ia di hadapan anak kecil yang sedang menangis ketakutan di sebuah pohon. 

"Kakak, mama, papa. Kalian di mana? Chika takut."

Suara tangis itu terus terdengar sekalipun Dio berada di dekat anak itu. Anak itu kemudian menoleh ke arah Dio. Seketika, tangisan itu menjadi kencang. Dio yakin bahwa keberadaannya akan membuat Chika semakin takut, jadinya Dio merasa lebih baik jika ia pergi meninggalkan anak itu. 

Tapi, tanpa disangka, Chika malah berjalan mengikuti Dio. Dio menyadarinya karena terdengar ada suara langkah kaki terus mengikuti dirinya. Dio lalu menoleh dan ia melihat Chika masih menangis, namun tetap berjalan mengikuti langkah kaki Dio. Dio memiringkan kepalanya, terlihat bingung dengan kelakuan anak kecil itu. Tapi, Dio tidak bisa bertanya langsung kepada anak itu karena Dio takut jika kata-kata yang keluar dari mulutnya bukan kata-kata yang diharuskan, Dio malah menjadi makhluk labu abadi. Jadinya, Dio hanya bisa menatap Chika dengan wajah labu menyeramkannya itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun