M o c h i eÂ
Terik begitu membakar pergelangan tangan Prabu. Lelaki berperawakan atletis mengayuh Polygon hitam kesayangannya menuju parkiran swalayan bercat biru tempat dia bekerja. Ia baru selesai mengantarkan delivery pelanggan.
    "Weh, gosong lo Prab". Sapa Kenzo Ketika Prabu membuka pintu dan menuju ruang kasir.
    "Huufft.....ya begini kalau yang harusnya antar barang lagi cuti" Kata Prabu sembari meneguk air mineral pada thumbler berwarna biru.
Prabu dan Kenzo dipekerjakan sebagai kasir dan kadang bergantian dengan rekan yang lain agar semua karyawan dapat melakukan pekerjaan yang sama.
    "Kenapa kamu nggak pakai Nmax ku?"
    "Enakan juga naik sepeda...bisa santuy, lagian nggak jauh".
    "Tapi kan kamu ngeluh kan Prab, tu lihat ....selamat datang di swalayan kami" Kenzo mengalihkan pembicaraan lalu menyapa pelanggan yang masuk dengan senyum ramah.
Prabu mengulum senyum. " Akhirnya nggak jadi ceramah".
Begitulah keseharian Prabu dan Kenzo yang tak pernah bosan dengan aktivitasnya. Ia selalu melayani pembeli dengan ramah. Tak jarang bila pelanggan senang dan hafal dengan mereka. Apalagi di sudut kanan kasir terdapat point coffee yang stategis untuk pelanggan menikmati sajian dan berbincang ramah. Dan terutama jika para gadis yang duduk di sana, Tak henti mata mereka menilai siapa yang paling cantik dan berusaha memikat hatinya.