Saya Kembali bersikap. Saya memanggil salah satu teman akrabnya untuk mencarikan lelaki yang berpura-pura menyukainya, ya,,,mengapa harus laki-laki??? Karena si Fulan adalah seorang Wanita.
Saya Kembali memanggil si Fulan tanpa didampingi BK karena saya tidak ingin dia malu dengan kejadian ini. Banyak hal yang saya katakan. Bahwa Fulan masih SMP dan harus focus belajar dan anggap saya sebagai ibunya, atau temannya barangkali dia bisa cerita apa saja yang dirasakan oleh seorang Fulan yang menginjak masa pubertas. tidaklah wajar seorang siswa menyukai gurunya apalagi sesame jenis. Agama pun melarang. Jadi Fulan harus lebih dekat dengan keluarga dan melibatkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Jika di sekolah saya sering mengajaknya bicara tentang apa saja selama itu untuk kebaikaan dirinya. Dan akhirnya…setelah dia lulus sekolah, si Fulan ke rumah saya untuk meminta maaf.
Tidak ada yang perlu dimaafkan anakku …, tetap menjadi senja, yang selalu mengajak meniti kenangan yang tak pernah hilang. Selamat menempuh hidup baru, Fulan….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H