Mohon tunggu...
Oktaviani Sea
Oktaviani Sea Mohon Tunggu... -

Sang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arhiza Ingin Menikah

12 November 2011   21:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:44 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasulullah Saw. bersabda,
"Mintalah fatwa dari hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan membenarkannya." (HR Ahmad).

...Situasi psikis yang berbeda-beda -juga jenjang kedewasaan yang tak sama- melahirkan sikap yang beragam dalam menghadapi dorongan untuk mencari teman hidup. Sebagian berkenan sekedar untuk (maaf) melegitimasi keinginan bersebadan dengan lawan jenis, tanpa harus jatuh ke dalam dosa. Sebagian ada juga yang mungkin berfikiran, "kalau punya suami, ada yang antar jemput", atau "kalau punya suami, mau apa-apa tinggal minta, kan dia suamiku".
Emangnya "dia" tukang ojeg?
Emangnya "dia" ATM berjalan??
Wahh gawat kan tuh Dek kalau niatnya begitu. Tapi, adek kakak yang cantik shalehah ini tidak seperti contoh diatas kan? Tentu tidak.

...tapi sebagian besar yang lain, seperti yang tadi kakak katakan sama kamu diawal tadi, bahwa seorang wanita yang matang, mengekspresikan kebutuhannya terhadap lawan jenis sebagai teman hidup dengan cara-cara yang dewasa dan mempersiapkan diri baik-baik untuk menyambutnya, jauh-jauh hari sebelumnya. Kerinduan terhadap teman hidup yang membantunya bertakwa kepada Allah, ditunjukkan dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk menata hati dan tujuan."

"Astaghfirullah... Ya, memang sepertinya ada yang tidak beres pada niatku kak.. Aku takut janur kuning melengkung di depan rumahnya, tanpa adanya janur yang sama melengkung di depan rumah kita di waktu yang bersamaan." kata Arhiza hampir mewek.

Yudhis yang sedari tadi berdiri di dekat jendela kamarnya, menghampiri Arhiza yang masih tetap duduk ditempat yang sama.

"adikku Arhiza sayang, jodoh kita adalah cerminan diri kita. Siapa yang baik pasti dapat yang baik, insyaAllah.. Itu janji Allah.
Usia seperti kita ini memang lagi rawan, hehe, apalagi tentang yang namanya membedakan cinta sama nafsu..
Luruskan niat dulu yukk, sembari menunggu datangnya pasangan tulang rusuk kita yuk barengi dengan senantiasa meng-upgrade diri, hehe..."

Arhiza tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun