Mohon tunggu...
Oktaviani Rizki Handayani
Oktaviani Rizki Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Jurnalistik.

Oktaviani adalah mahasisiwi semester 3 pada program studi Jurnalistik di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Memiliki minat serta bakat pada bidang tulis menulis. Kalian bisa mengenalnya lebih lanjut di akun instagramnya @oktavnrh atau @antalogikotak. Selain itu, kalian juga bisa berkenalan dengan tulisan-tulisan lainnya di https://viarihanibersuara.medium.com/ .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Ujian Sekolah: Penggunaan Ponsel sebagai Alat Ujian sekolah

8 Januari 2024   21:11 Diperbarui: 8 Januari 2024   21:16 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi ujian sekolah di SMAN 17 Kabupaten Tangerang. Difoto oleh Oktaviani Rizki Handayani, Kamis (4/01/2024).

Merebaknya virus Covid-19 pada 2020 awal lalu menjadi tahun awal dari adanya peralihan sistem ujian sekolah. Dimana kini, sistem ujian sekolah beralih menggunakan ponsel sebagai alat ujian sekolah. Selain karena alasan merebaknya Covid-19, terdapat alasan lain yang menyebabkan adanya peralihan sistem ujian sekolah ini.

Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Tajjudin, memberikan alasan lain mengapa terjadi peralihan sistem ujian sekolah selain karena merebaknya virus Covid-19. Berdasarkan penuturannya, alasan lain dari adanya peralihan sistem ujian sekolah karena anggaran dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disesuaikan dengan sistem ujiannya. Sehingga, sistem ujiannya beralih menggunakan ponsel karena disesuaikan dengan anggaran yang diterima dari BOS.

"Di masa Covid itu kita ujian menggunakan handphone juga karena anggaran untuk pelaksanaan ujian dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak terlalu besar karena disesuaikan dengan sistem ujiannya," jelas Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) SMAN 17 Kabupaten, Tajuddin, saat diwawancarai di SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Kamis (4/01/2024).

Adanya peralihan sistem ujian ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi banyak pihak dalam dunia pendidikan. Seperti, bagi pihak sekolah itu sendiri, guru dan tentunya juga para siswa serta siswi. 

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Tajuddin, adanya peralihan sistem ujian ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak sekolah dan guru. Dimana menurut penjelasannya pihak sekolah dan guru harus mempelajari lagi mengenai teknologi serta aplikasi yang akan dipakai dalam ujian sekolah.

"Tentu hal ini juga menjadi challenge tersendiri bagi pihak sekolah dan guru. Dimana kami jadi harus kembali mempelajari lagi mengenai teknologi, lebih 'melek' lagi dengan teknologi dan tentunya juga mempelajari aplikasi ujian sekolah yang sekolah kami sediakan," tutur Tajuddin, Kamis (4/01/2024).

Lebih lanjut lagi, Tajuddin juga mengatakan tantangan lainnya dari peralihan sistem ujian ini. Tajuddin mengatakan, peralihan sistem ujian ini membuat beberapa siswa serta siswi cukup kesulitan terutama bagi mereka yang sistem operasi ponselnya adalah iPhone operating system (IOS).

"Tidak semua anak-anak (siswa dan siswi) memiliki handphone dengan sistem operasi ponsel android karena sebagian dari handphone mereka ada yang IOS sehingga tidak semua perangkat handphone bisa digunakan untuk mengikuti ujian," lanjut Tajuddin.

Disisi lain keluhan dari adanya peralihan sistem ujian sekolah ini nyatanya bukan hanya datang dari pihak sekolah dan guru saja, tetapi juga dari para siswa dan siswi. Siswa serta siswi juga mengeluhkan beberapa hal dari adanya peralihan sistem ujian ini.

Seperti halnya yang dikeluhkan oleh salah satu siswa SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Yoga Argo, dimana menurutnya peralihan sistem ujian ini sering kali terkendala pada saat pelaksanaannya karena sinyal atau karena aplikasi ujiannya itu sendiri. 

"Kalau kekurangannya sih dari sinyal suka eror juga aplikasinya sendiri yang kadang-kadang eror. Misalnya lagi ngeinput jawaban kadang aplikasinya tidak merespon karena terkendala sinyal," keluh Yoga Argo saat diwawancarai pada Kamis (4/01/2024).

Senada dengan Yoga, siswi SMAN 17 Kabupaten Tangerang Keyza Nabila juga mengeluhkan kendala lain dari adanya peralihan sistem ujian sekolah. Keyza menuturkan, ketika ujian sekolah selesai ponsel baru bisa kembali beroperasi normal ketika sudah dimulai ulang (restart).

"Kesulitannya tuh dari aplikasinya sendiri ketika kita udah selesai ujian harus mematikan daya dan memulai ulang handphone-nya supaya bisa logout dari aplikasinya dan hal ini cukup bikin ribet," jelas Keyza Nabila saat diwawancarai di SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Kamis (4/01/2024).

Selain beberapa kendala serta tantangan diatas, adanya peralihan sistem ujian sekolah ini ternyata juga semakin memperbesar peluang menyotek ketika ujian sekolah.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu guru SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Adistie Satya, adanya peralihan sistem ujian sekolah ini justru semakin memperbesar peluang siswa serta siswi untuk menyontek.

"Untuk masalah sontek ketika ujian menggunakan handphone malah menurut saya peluang menyonteknya besar biasanya mereka (siswa-siswi) mengakali sistem aplikasi ujiannya supaya mereka bisa keluar dulu dari aplikasi untuk menyontek ke google. Padahal aplikasi ini sudah disistemkan untuk pengguna tidak bisa keluar dari aplikasi sebelum ujiannya selesai," ungkap Adistie Satya saat diwawancarai di SMAN 17 Kabupaten, Kamis (4/01/2024).

Kendati demikian, adanya peralihan sistem ujian ini juga membawa beberapa keuntungan bagi para guru. Adistie mengatakan, peralihan sistem ujian ini memudahkan para guru dalam mengoreksi nilai ujian siswa dan siswi. 

"Untuk kemudahannya kita sangat terbantu pada saat pengoreksian nilai. Pada sistem ujian ini kita sudah sekalian membuat kunci jawaban pada sistem aplikasinya. Jadi, sudah ada jawaban beserta kunci jawabannya jadinya ketika ngoreksi kita tidak perlu lagi ngoreksi secara manual," jelas Adistie.

Kemudahan dari ujian sekolah yang kini menggunakan ponsel juga dirasakan oleh para siswa serta siswi. Siswa SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Hudan Qutbi, mengatakan dengan adanya peralihan sistem ujian ini memudahkannya pada saat proses pelaksanaan ujian karena jauh lebih simpel dibandingkan ketika ujian menggunakan kertas. 

"Untuk kelebihannya sih lebih mudah aja sih pelaksanaan ujiannya. Kita cuman tinggal memasukan username berserta password jadi nggak perlu ngisi nama lengkap kayak ujian ketika masih pakai kertas," ucap Hudan Qutbi saat diwawancarai di SMAN 17 Kabupaten Tangerang, Kamis (4/01/2024).

Penulis: Oktaviani Rizki Handayani, Mahasiswi semester 3 Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun