Pada metode ini tugas keluarga adalah mengenalkan anak kepada Allah. Mengenalkan bahwasannya ia ada di dunia sebab ada Allah yang menciptakannya, membimbing serta menyanyanginya.
b. Metode Uswatun-Hasanah
Metode uswatun-hasanah atau teladan yang baik adalah metode yang bertumpu pada orang tua merupakan figur serta contoh pertama dan paling berpengaruh bagi anak. Metode ini bisa dilakukan dengan tiga langkah. Pertama, ayah beserta ibu harus mempersiapkan sebaik mungkin untuk menjadi calon orang tua yang baik untuk anak-anaknya. Kedua, orang tua harus memberikan contoh-contoh yang baik pada anak, mengajarkan pada anak untuk bisa memilah serta memilih mana hal yang baik dan mana yang buruk, serta orang tua juga harus mampu menciptakan kebiasaan yang baik. Ketiga, ini adalah langkah terakhir yang akan menetukan efektif tau berhasil tidaknya metode ini, yakni orang tua harus selalu konsisten menjadi figur yang baik bagi anak juga konsisten mengajarkan kebaikan pada anak.
c. Metode Cerita
Anak-anak secara alamiah senang belajar dengan hal-hal yang sederhana dan dengan dengan dunianya, seperti belajar melalui cerita. Melalui metode ini orang tua bisa melakukan pendidikan akhlak dengan menceritakan kisah-kisah nabi atau cerita-cerita baik lainnya yang mampu mengajarkan pada anak tentang akhlak yang baik itu yang seperti apa.
d. Metode Literasi
Selain dengan bercerita, akhlak anak juga bisa dibagun melalui membaca atau literasi. Metode literasi adalah metode menumbuhkan minat baca sedini mungkin pada anak. Ada dua langkah dalam metode literasi ini. Pertama, memulainya dengan cara sederhana terlebih dahulu untuk membangkitkan minat baca anak dengan memperkenalkan cerita bergambar tentang ensiklopedia alam dan juga ensiklopedia Isslam. Kedua, mengajak anak-anak untuk mebaca atau jika anak masih belum mau untuk membaca sendiri, orang tua bisa membantu untuk membacakannya.
2). Lingkungan Pendidikan di SekolahÂ
Pendidikan akhlak Muslim di ruang lingkup sekolah berhasil atau tidaknya ditentukan oleh dua faktor utama dan satu fakor pendukung. Dua faktor utamanya yaitu kualitas guru agama dan kurikulum pendidikan agama di sekolahan tersebut. Selanjutnya satu faktor pendukungnya adalah lingkungan di luar kelas yang tidak kalah penting seperti lingkungan kantin, ekstrakulikule, perpustakaan dan lain sebagainya.
a. Kualitas Guru Agama
Guru agama bukan hanya bertugas untuk memberikan pendidikan agama pada anak di sekolah, tetapi juga berkewajiban untuk mendidik agama dan membimbing dalam pengamalan agama agar sesuai dengan apa yang Nabi Muhammad ajarkan. Selain itu, guru agama yang ada di sekolah juga merupakan uswatun-hasanah bagi banyak orang di lingkungan sekolah yang bukan hanya untuk siswa dan siswi saja.