Mohon tunggu...
Oktaviani Cahaya
Oktaviani Cahaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sekedar hobi

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Social Climber?

25 Oktober 2024   23:09 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:35 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan makhluk yang memiliki naluri dasar untuk diakui dan diterima dalam masyarakat. Pengakuan ini bisa datang dari keluarga, teman dekat, tetangga, kenalan  dan masyarakat luas. Terdapat beberapa motivasi orang ingin diakui keberadaannya seperti kesehatan mental, pembentukan identitas, rasa aman hingga memperkuat hubungan sosial. Jika kita lihat lagi kebelakang, orang-orang dulu mencari pengakuan atau panjat sosial dengan bertemu langsung dan membangun networking  yang mengutamakan nilai persaudaraan alias tulus. Yang kita bahas adalah zaman sekarang yang sudah marak dengan teknologi dan memanfaatkan platform media sosial hanya untuk sekedar popularitas dengan menerapkan gaya hidup hedonisme yang secara simbolik dapat meningkatkan status sosial. Sangat disayangkan,Indonesia menjadi salah satu negara yang menggunakan gadget terlama di dunia yaitu sampai 6,05 jam perhari.

Apa itu "Social Climber"?

"Social Climber" adalah istilah merujuk pada seseorang yang sedang berusaha meningkatkan status sosialnya dengan bergaul atau berteman dengan orang yang status sosialnya lebih tinggi. Seseorang yang berusaha panjat sosial ini biasanya hanya untuk  memuaskan kepentingan pribadi yaitu mencitrakan diri sebagai bagian dari kelas sosial atas. Fenomena seperti ini banyak kita jumpai atau bahkan kamu juga termasuk ?

Yuk, kenali karakter orang "Social Climber"

-Selektif memilih teman( melihat status sosial)

-Mengunggah foto, konten yang terlihat glamor

-Kurang percaya diri(peduli terhadap penampilan)

-Senang memanfaatkan teman

-Kurang empati

-Mau menang sendiri

Dampak dari "Social Climber"

Etsss, panjat sosial ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif tetapi juga ada dampak baiknya yaitu memanfaatkan peluang jaringan yang ada untuk berwirausaha, dan bisa mengupgrade diri dengan pengalaman dan pengetahuan yang didaptkan dari teman yang statusnya sudah tinggi. Akan tetapi, panjat sosial zaman sekarang kebanyakan memberi dampak yang buruk seperti: insecure, kehilangan kepercayaan, bersaing yang tidak sehat, depresi dan kecemasan.

Untuk mengatasi masalah ini yang harus dilakukan adalah 

1. Kurangi bermain gadget

   Dampak gadget bagi orang bijak adalah keberuntungan, dan bagi orang malas adalah produk yang gagal. 

2. Empati

3. Sibuk mengembangkan diri

4. Membangun mindset yang baik

5. Memanfaatkan platform media sosial untuk soft skill

Hiduplah menurut porsimu masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun