Nama: Oktavia Iswari Nur RamadhaniÂ
Nim: 44223010151Â
Fakultas: Ilmu KomunikasiÂ
Prodi: Public RelationsÂ
Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMBÂ
Dosen pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Kampus: Universitas Mercu Buana
Berpikir Positif Pada Diri Sendiri Terhadap Penilaian Orang lain
Berpikir  merupakan suatu aktivitas psikologis internasional yang  terjadi ketika seseorang menemui suatu masalah (problem) yang perlu dipecahkan. artinya seseorang menghubungkan pemahaman  yang satu dengan pemahaman yang lain dalam pemikirannya guna memperoleh pemecahan masalah yang dihadapi  (Soemanto, 1998: 31). Wasty S mengatakan berpikir adalah proses  dinamis yang melibatkan tiga langkah berpikir: membentuk pemahaman, membentuk pendapat, dan mengambil keputusan. Berpikir dapat diartikan sebagai kegiatan pribadi yang bertujuan untuk memecahkan masalah (Dakir, 1999: 68). Ada banyak definisi  berpikir  yang berbeda, termasuk Plato, yang percaya bahwa berpikir adalah berbicara dalam pikiran. Menurut Solso (1988: 78), berpikir  terbentuk  melalui informasi dalam interaksi berpikir yang lengkap ditambah dengan keputusan, abstraksi, penyederhanaan berpikir, imajinasi, dan pemecahan masalah, yaitu proses mengungkapkan pemikiran baru yang dihasilkan dari perubahan. Pikiran juga merupakan proses internal yang keberadaannya terlihat dari  perilaku. Menurut para psikolog, berpikir positif adalah metode motivasi yang sering digunakan untuk meningkatkan sikap seseorang dan mendorong  pertumbuhan pribadi. Sederhananya berpikir positif adalah kegiatan berpikir yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan memunculkan aspek-aspek positif dalam diri, baik  berupa potensi, semangat, tekad, rasa percaya diri, dan lain-lain (Arifin, 2011: 18).
Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang yang menilai berbagai pengalaman dalam hidup sebagai bahan  berharga untuk pengalaman selanjutnya dan memandang semua itu sebagai proses hidup yang patut diterima. Peale menyatakan bahwa orang yang berpikir positif mempunyai  hasil  positif dan orang yang berpikir negatif mempunyai  hasil  negatif (Peale, 2006: 135). Berpikir positif juga dapat diartikan sebagai cara berpikir yang membayangkan hal-hal baik dan meningkatkan semangat untuk melakukan perubahan  menuju taraf hidup yang lebih baik. Dalam konteks ini, berpikir positif  menjadi suatu sistem berpikir yang membimbing dan membimbing seseorang untuk meninggalkan hal-hal negatif yang dapat melemahkan semangat transformasi jiwa (Arifin, 2011: 18). Berpikir positif adalah kemungkinan mendasar yang mendorong manusia untuk bertindak dan bekerja dengan segenap kemampuan kemanusiaannya. Berpikir positif adalah ketika merasa cemas namun mengalami kegembiraan yang lebih besar, ketika melihat sesuatu yang mencerahkan dan pikiran tidak dipenuhi pikiran negatif (El-bahdal, 2010: 41). Berpikir positif adalah berpikir yang dapat membangun dan menguatkan budi pekerti dan budi pekerti. Artinya juga  kita bisa menjadi individu yang  lebih dewasa, lebih berani menghadapi tantangan dan melakukan hal-hal yang sehat (Sakina, 2008: 2). Berpikir positif adalah sikap mental yang melibatkan proses penggabungan pikiran, perkataan, dan gambaran konstruktif untuk pengembangan pikiran (Arifin, 2011: 18). Dari pengertian umum di atas, berpikir positif adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek-aspek positif dalam diri, baik  berupa potensi, semangat, tekad, rasa percaya diri, dan lain-lain. Inilah kejatuhan yang sudah menjadi suatu sistem pemikiran yang membimbing dan menuntun seseorang untuk meninggalkan perasaan, tindakan, dan hal-hal negatif yang dapat membawa pada sesuatu yang baik dan  melemahkan semangat perubahan dalam jiwa.
Aspek Berpikir Positif Albrecht (1980) menyatakan bahwa  berpikir positif meliputi aspek-aspek berikut.Â