Imajinasi ini membawa kami sangat terlibat secara emosional terhadap apapun yang terjadi pada artis-artis kami. 'Imajinasi' ini bukan sepenuhnya sekedar imajinasi karena para idola toh memang berterima kasih dan menyayangi penggemar meski secara komunal, bukan personal.
'Imajinasi' ini tidak serta merta menjadi penggemar kpop fanatik atau berubah menjadi sasaeng fans. Seringkali imajinasi ini sekedar menjadi 'tempat nyaman' bagi penggemar, bahwa ada orang yang peduli, ada orang yang menyadari keberadaan kami, ada orang yang berjuang bersama-sama kami, dan akhirnya ada orang yang mengharapkan kebahagiaan kami.
Senyum-senyum yang otomatis mengembang melihat konten yang disajikan oleh para idola, menjadi alasan yang cukup untuk menjadikan mereka 'tempat beristirahat sejenak' dari tekanan kehidupan.
Kumpulan kebahagiaan sederhana yang kami dapatkan dari para idola kami yang akhirnya mendorong kami mengupayakan kebahagiaan mereka juga. Memberikan vote pada berbagai ajang hingga hadiah-hadiah dan perayaan ulang tahun besar-besaran, penggemar umumnya hanya menginginkan idolanya bahagia. Apapun bentuk bahagia yang dapat kami berikan sebagai penggemar.
Bukannya penggemar kpop kehilangan akalnya, namun dalam benak kami, idola kami tidak pernah menjadi sekedar penampil.
Dalam benak K-popers seperti kami, idola kami adalah panutan, orang-orang yang bekerja keras menggapai mimpinya. Idola kami juga 'teman' sekaligus 'tempat beristirahat' kami dalam menjalani kehidupan dunia. Rasa dan pemikiran ini jauh lebih kompleks dari sekedar mengagumi "oppa-oppa ganteng joged-joged".
Oktober 2019,
Oktavia AC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H