By: Oktavia Varadina
210105110068
Â
PERKEMBANGAN MORAL MENURUT DUA ILMUWAN
Konsep Dasar Mengenai Perkembangan Moral
Apasih yang kalian ketahui tentang moral? Moral adalah perkembangan pada AUD yang dikaitkan dengan adanya aturan yang harus dilakukan oleh manusia dan respon kepada sesama manusia yang meliputi adat istiadat yang berlaku dilingkungan sosial, tatacara, dan kebiasaan.
Dalam arti lain (Rahman & Abid, 2022) menjelaskan pengertian perkebangan moral adalah kemampuan perkembangan anak usia dini untuk mengetahui baik buruk dari sebuah perbuatan dan kesadaran diri untuk melakukan hal baik.Â
Piaget dan Kohlberg menyatakan bahwa pengertian moral memiliki tiga pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lain yaitu yang pertama pandangan moral adalah pertimbangan atau pendapat dari seseorang tentang peroslan moral, yang kedua yaitu perasaan moral yang berarti perasaan/rasa yang terjadi pada diri seseorang setelah ia mengambil keputusan atau tindakan yang menurutnya bermoral atau tidak, yang terakhir ada tingkah laku moral yaitu tindakan yang sesuai dengan etika.Â
Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral adalah perubahan perasaan, penalaran dan perilaku tentang standar mengenai perbuatan benar atau salah. (Farihen, 2012) mengatakan bahwa perkembangan moral pada anak usia dini merupakan suatu proses yang panjang dari pembelajaran dan internalisasi peraturan dan standar salah atau benar suatu perbuatan.Â
Jadi kesimpulannya perkembangan moral anak adalah perubahan sikap, ikiran dna tingkah laku anak yang merupakan hasil dari pembelajaran dan internalisasi atau transformasi mengenai standar-standar yang benar atau salah antara dirinya sendiri, manusia lain, tuhannya dan alam semesta.
Teori Perkembangan Moral Jean Piaget
Jean Piaget seorang ahli biologi yang lahir di Neuchatel, yaitu sebuah kota kecil di Swiss. Ia seorang ahli biologi khususnya tentang mollusca (kerang-kerangan). Karena ia tertarik dengan penyelidikannya pada ilmu pengetahuan dan sains, akhirnya ia semakin larut dalam menyelidiki bagaimana proses pikiran yang bekerja dalam sains dan ia juga tertarik dengan tahap-tahap perkembangan (Erni Murniati, 2020). Piaget sendiri membagi 4 tahap perkembangan intelektual yaitu:
- tahap sensori-motor (0-1,5 tahun).
- tahap pra opersional (1,5-6 tahun).
- tahap opersional konkrit (6-12 tahun).
- tahap operasional formal (12 tahun keatas).
Dalam jurnal (Farihen, 2012) menjelaskan bahwa Piaget berpikir tentang moralitas anak ada dua tahap/cara yaitu yang pertama cara heteronomous (4-7 tahun) dimana anak-anak menganggap aturan sebagai sifat dari lingkungan yang tidak berubah. Usia (10 tahun keatas) anak-anak mulai menyadari aturan dan hukum yang dibuat oleh manusia.
      Jean Piaget menyimpulkan hasil pengamatannya pada skema yang digunakan pada anak usia 2-11 tahun bahwa anak tersebut melewati 2 tahap yang tidak sama dengan cara berfikir tentang moralitas, yaitu:
- Tahap Moralitas Hetorgen
Sifat hetorgen ditinjukkan oleh anak yang berusia 2-7 tahun yaitu tahap pertama dari perkembangan moral anak usia dini. Pada usia ini anak berpikir bahwa peraturan dan keadilan adalah perangkat yang dunia dan tidak bisa diubah. Anak juga berfikir bahwa peraturan dibuat oleh orang dewasa dan terdapat pembatasan dalam tingkah lakunya.
- Tahap Moralitas Otonomi
Usia 7-11 tahun dimana anak berada dalam masa transisi dan menunjukkan ciri-ciri dari tahap moralitas hetorgen dalam perkembangan moral dan sebagian ciri dari tahap otonom. Anak akan mulai bekerjasama dan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan serta mulai menyadari bahwa peraturan dna hukuman dibuat oleh manusia.
Moralitas merupakan standar umum bagi seseorang untuk menentukan perbuatan benar atau salah. Perkembangan moral anak usia dini merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dari nilai dan perilaku asuhan dari orang tua dan faktor lingkungan. Tetapi dalam sisi lain perkembangan moral Piaget ini memiliki kelemahan yaitu dapat dilihat bahwa perilaku moral tidak selalu merupakan refleksi pengetahuan moral.
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Menurut (Mufarroha & Hakim, 2020) pengertian perkembangan moral adalah perkembangan yang ada kaitannya dengan aturan mengenai apa yang dilakukan manusia dan timbal balik sesama manusia. Perkembangan moral juga menyangkut perkembangan dalam berfikir, kepekaan, dan perbuatan yang sesuai aturan karena telah sadar akan perbuatan benar dan salah. Dan Kohlberg menyatakan bahwa proses perkembangan moral merupakan suatu proses alih peran yaitu proses menuju ke arah yang komprehensif dan lebih seimbang dibanding struktur sebelumnya (Ikrommullah, 2008).
Lawrence Kohlberg adalah salah satu pengikut Jean Piaget dan menemukan 3 tingkat perkembangan moral yang dilalui pada masa remaja awal, remaja, dan pasca remaja dan disetiap masa perkembangan terdiri atas tiga tahap sehingga total keseluruhan perkembangan moral menurut Kohlberg ada enam tahap (A. Nawawi, 2011).
Berikut penjelasan 3 tahap moralitas menurut Kohlberg:
- Tahap Moralitas Prakonvesional (4-10 tahun). Pada tahap 1 anak akan memperhatikan tentang ketaatan dan hukum. Dan tahap 2 anak akan lebih terhadap pemuasan kebutuhan. Dimana anak mulai menentukan keburukan sifat berdasarkan tingkat hukuman akibat keburukan tersebut.
- Tahap Moralitas Konvesional (10-13 tahun). Tahap 3 anak mulai memperhatiakn citra "anak baik" dan tahap 4 anak mulai memperhatikan hkum dan peraturan yang ada pada masyarakat. Â Pada masa remaja awal anak akan berperilaku sesuai aturan agar memperoleh persetujuan orang dewasa bukan untuk menghindari hukuman.
- Tahap Moralitas Pascajonvensional (13 tahun keatas). Tahap 5 anak akan memperhatiakn hak perseorangan dan tahap 6 anak mulai remaja dan dewasa dan mulai memperhatikan prinsip-prinsip etika. Remaja dan dewasa mengartikan bahwa berbuat baik adalah hak pribadi sesuai aturan dan patokan sosial.
Kelebihan teori perkembangan dari Kohlberg adalah dibagi pertahapan sehingga memudahkan orang lain untuk memprediksi perkembangan moral seseorang. Adanya tahapan-tahapan sehingga memudahkan para orang tua untuk menstimulus perkembangan anak. Selain adanya kelebihan ternyata penelitian Kohlberg juga menuai kelemahan khususnya dalam universalitas, maksudnya adalah gambaran tahapan penalaran Kohlberg merupakan interpretasi moralitas yang unik yang ditemukan dalam masyarakat barat sehingga sulit atau tidak dapat diterapkan pada budaya selain barat.
Pengaruh Lingkungan Keluarga, Hubungan Teman Sebaya, dan Sosial Terhadap Perkembangan Moral
Keluarga sebagai lingkungan terkecil diharapkan mampu membina dan mendidik moral anak sejak dini karena anak akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah yaitu dilingkungan keluarga (Peuradeun & Journal, 2008). Dalam perkembangan anak usia dini, adalah masa dimana anak memperoleh informasi dan akan menerapkannya dengan cara meniru apa yang ia lihat, dengar, dan temui. Maka dari itu orang tua disebut sebagai pribadi yang pertama dalam hidup seorang anak (Yanizon, 2016). Tetapi didalam kehidupan, anak tidak hanya bertemu dan berkumpul dengan orang tua, tetapi juga dengan teman sebaya dan masyarakat sosial.
Ketika anak mematuhi peraturan yang ada di rumah, sekolah, maupun masyarakat belum menjamin tingkah laku yang bermoral. Maka dari itu perlu dilakukan peningkatan pandangan moral pada anak untuk mengembangkan tingkah laku bermoral pada anak. Oleh karena itu (Yanizon, 2016)menjelaskan bahwa orang tua perlu bertindak untuk meningkatkan pandangan moral kepada seorang anak, dengan cara sebagai berikut:
- Memperkenalkan kepada anak tentang nilai moral yang berlaku di masyarakat.
- Â Melibatkan peran anak dalam suatu pembahasan tentang dilema moral.
Lingkungan sosial yang memiliki peran penting bagi perkembangan moral anak yaitu teman sebaya dimana imbal balik yang terjadi akan mempengaruhi dan dipengaruhi antara anak yang satu dengan sanak yang lain. Dengan berinteraksi dilingkungan luar misalnya dengan teman sebaya, maka anak akan merasa puas bermain dan berinteraksi dibanding harus berdiam diri dirumah dan bermain seorang diri.
Anak perlu diterapkan perilaku sosial pada tahun pertama yaitu untuk penyesuaian sosial dan akan bergaul dengan teman-temannya. Respon yang nyaman dari keluarga, teman sebaya, dan sosial akan menimbulakn penerimaan sosial yang baik (Utami, 2018).Â
DAFTAR PUSTAKA
A. Nawawi. (2011). Pentingnya Pendidikan Nilai Moral Bagi Generasi Penerus. Insa. J. Pemikir. Altern. Kependidikan, 16(2), 119--133.
Erni Murniati. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, Perkembangan Psikososial dan Teori Moral Kohlberg. Bahan Ajar.
Farihen. (2012). Implikasi Penerapan Teori Perkembangan Moral Jean Piaget dalam Pendidikan Moral Anak ( Suatu Telaah Kritis dalam Perspektif Islam ). Jurnal Teknodik, XVI(2), 1--15.
Ikrommullah, A. (2008). 5447-4656-1-Sm. 7.
Mufarroha, A., & Hakim, A. (2020). Perkembangan Moral Kohlberg dan Perkembangan Moral Abdullah Nasikh Ulwan. Jurnal Hukum Syariah Dan Hukum Islam, 02(01), 5.
Peuradeun, J. I., & Journal, I. M. (2008). PENDIDIKAN DALAM KELUARGA Basidin Mizal 1. Jurnal Pendidikan Keluarga, II Tahun I, 155--178.
Rahman, A. M., & Abid, D. F. (2022). Tahap Perkembangan Moral Anak Perspektif Psikologi Pendidikan Islam. AKHLAQUL KARIMAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(1), 38--51.
Utami, D. T. (2018). Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Sosial Anak Usia 5-6 Tahun. Generasi Emas, 1(1), 39. https://doi.org/10.25299/ge.2018.vol1(1).2258
Yanizon, A. (2016). Peran Orang Tua dalam Pembentukkan Moral Anak. Jurnal Pendidikan, 3, 1--11.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H