Jean Piaget seorang ahli biologi yang lahir di Neuchatel, yaitu sebuah kota kecil di Swiss. Ia seorang ahli biologi khususnya tentang mollusca (kerang-kerangan). Karena ia tertarik dengan penyelidikannya pada ilmu pengetahuan dan sains, akhirnya ia semakin larut dalam menyelidiki bagaimana proses pikiran yang bekerja dalam sains dan ia juga tertarik dengan tahap-tahap perkembangan (Erni Murniati, 2020). Piaget sendiri membagi 4 tahap perkembangan intelektual yaitu:
- tahap sensori-motor (0-1,5 tahun).
- tahap pra opersional (1,5-6 tahun).
- tahap opersional konkrit (6-12 tahun).
- tahap operasional formal (12 tahun keatas).
Dalam jurnal (Farihen, 2012) menjelaskan bahwa Piaget berpikir tentang moralitas anak ada dua tahap/cara yaitu yang pertama cara heteronomous (4-7 tahun) dimana anak-anak menganggap aturan sebagai sifat dari lingkungan yang tidak berubah. Usia (10 tahun keatas) anak-anak mulai menyadari aturan dan hukum yang dibuat oleh manusia.
      Jean Piaget menyimpulkan hasil pengamatannya pada skema yang digunakan pada anak usia 2-11 tahun bahwa anak tersebut melewati 2 tahap yang tidak sama dengan cara berfikir tentang moralitas, yaitu:
- Tahap Moralitas Hetorgen
Sifat hetorgen ditinjukkan oleh anak yang berusia 2-7 tahun yaitu tahap pertama dari perkembangan moral anak usia dini. Pada usia ini anak berpikir bahwa peraturan dan keadilan adalah perangkat yang dunia dan tidak bisa diubah. Anak juga berfikir bahwa peraturan dibuat oleh orang dewasa dan terdapat pembatasan dalam tingkah lakunya.
- Tahap Moralitas Otonomi
Usia 7-11 tahun dimana anak berada dalam masa transisi dan menunjukkan ciri-ciri dari tahap moralitas hetorgen dalam perkembangan moral dan sebagian ciri dari tahap otonom. Anak akan mulai bekerjasama dan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan serta mulai menyadari bahwa peraturan dna hukuman dibuat oleh manusia.
Moralitas merupakan standar umum bagi seseorang untuk menentukan perbuatan benar atau salah. Perkembangan moral anak usia dini merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dari nilai dan perilaku asuhan dari orang tua dan faktor lingkungan. Tetapi dalam sisi lain perkembangan moral Piaget ini memiliki kelemahan yaitu dapat dilihat bahwa perilaku moral tidak selalu merupakan refleksi pengetahuan moral.
Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Menurut (Mufarroha & Hakim, 2020) pengertian perkembangan moral adalah perkembangan yang ada kaitannya dengan aturan mengenai apa yang dilakukan manusia dan timbal balik sesama manusia. Perkembangan moral juga menyangkut perkembangan dalam berfikir, kepekaan, dan perbuatan yang sesuai aturan karena telah sadar akan perbuatan benar dan salah. Dan Kohlberg menyatakan bahwa proses perkembangan moral merupakan suatu proses alih peran yaitu proses menuju ke arah yang komprehensif dan lebih seimbang dibanding struktur sebelumnya (Ikrommullah, 2008).
Lawrence Kohlberg adalah salah satu pengikut Jean Piaget dan menemukan 3 tingkat perkembangan moral yang dilalui pada masa remaja awal, remaja, dan pasca remaja dan disetiap masa perkembangan terdiri atas tiga tahap sehingga total keseluruhan perkembangan moral menurut Kohlberg ada enam tahap (A. Nawawi, 2011).
Berikut penjelasan 3 tahap moralitas menurut Kohlberg:
- Tahap Moralitas Prakonvesional (4-10 tahun). Pada tahap 1 anak akan memperhatikan tentang ketaatan dan hukum. Dan tahap 2 anak akan lebih terhadap pemuasan kebutuhan. Dimana anak mulai menentukan keburukan sifat berdasarkan tingkat hukuman akibat keburukan tersebut.
- Tahap Moralitas Konvesional (10-13 tahun). Tahap 3 anak mulai memperhatiakn citra "anak baik" dan tahap 4 anak mulai memperhatikan hkum dan peraturan yang ada pada masyarakat. Â Pada masa remaja awal anak akan berperilaku sesuai aturan agar memperoleh persetujuan orang dewasa bukan untuk menghindari hukuman.
- Tahap Moralitas Pascajonvensional (13 tahun keatas). Tahap 5 anak akan memperhatiakn hak perseorangan dan tahap 6 anak mulai remaja dan dewasa dan mulai memperhatikan prinsip-prinsip etika. Remaja dan dewasa mengartikan bahwa berbuat baik adalah hak pribadi sesuai aturan dan patokan sosial.
Kelebihan teori perkembangan dari Kohlberg adalah dibagi pertahapan sehingga memudahkan orang lain untuk memprediksi perkembangan moral seseorang. Adanya tahapan-tahapan sehingga memudahkan para orang tua untuk menstimulus perkembangan anak. Selain adanya kelebihan ternyata penelitian Kohlberg juga menuai kelemahan khususnya dalam universalitas, maksudnya adalah gambaran tahapan penalaran Kohlberg merupakan interpretasi moralitas yang unik yang ditemukan dalam masyarakat barat sehingga sulit atau tidak dapat diterapkan pada budaya selain barat.