Mohon tunggu...
Oktarini Shennia Cahyani
Oktarini Shennia Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menciptakan Pendidikan "Minat Bakat" Guna Mendapatkan SDM yang Berkualitas melalui Biaya Pendidikan Gratis di Era Pandemi Covid-19

12 Mei 2022   22:21 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:28 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia yang terbengkalai akibat dari adanya wabah Covid-19 dan memberikan solusi yang diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait untuk mendapatkan kembali Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berkualitas lagi kedepannya.

Dalam memahami tulisan yang telah diuraikan diatas, maka dapat kita ketahui bahwa permasalahan yang di angkat oleh penulis adalah permasalahan yang serius di masa pandemi ini, khususnya permasalahan terkait dengan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Banyak siswa dan mahasiswa yang lelah dengan pembelajaran di masa ini. 

Tidak hanya siswa dan mahasiswa saja, melainkan tenaga pendidik juga mengalami hal demikian. Kurikulum pendidikan di Indonesia yang cukup rumit setiap tahun dan perlu diperbaharui membuat anggaran pendidikan meningkat, karena setiap tahun kurikulum harus diubah. 

Lantas, apakah pendidikan di Indonesia semakin bagus setiap tahunnya akibat kesamaan kurikulum? Tentu saja, jawabannya adalah tidak. Anak-anak seperti dipaksa untuk memahami setiap materi yang ada. 

Padahal, kita pun tahu bahwa kemampuan setiap anak tentunya berbeda-beda, namun perbedaan itulah yang justru menjadikan anak tersebut unik. Selain itu, penulis juga ingin memberikan pandangan terhadap Pendidikan "Minat Bakat".

Sebelumnya, Pendidikan "Minat Bakat" adalah pendidikan yang berfokus pada kemauan anak. Jika anak tersebut memiliki minat atau ketertarikan dibidang musik, maka kembangkan terus bakatnya dibidang musik yang ia minati.

Dalam hal ini, anak tersebut akan belajar mengenai bagaimana cara menghasilkan nada yang merdu untuk didengar. Dan, besar harapan hingga jenjang pendidikan di taraf perguruan tinggi anak tersebut sudah ahli dibidang yang ia minati tersebut, baik itu dibidang seni, sastra, hukum, pertanian, dan bidang lainnya.

Adapun, kasus tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan gelar sarjana mereka, seharusnya dapat diminamilisir oleh lembaga pendidikan terkait. 

Maka dari itu, dengan adanya Pendidikan "Minat Bakat" yang diterapkan di Indonesia ini diharapkan dapat membantu tenaga pendidik untuk mengajar sesuai dengan kemampuan dan gelar yang dimilikinya. 

Namun demikian, dengan adanya Pendidikan "Minat Bakat" ini tentunya bukan untuk menghilangkan eksistensi mata pelajaran yang dimuat dalam sistem pendidikan di Indonesia, melainkan anak tersebut juga harus mendapatkan ilmu pengetahuan umum sebagai mata pelajaran tambahannya, seperti Bahasa Indonesia, PKN, Matematika, Bahasa Inggris, dan Sejarah. 

Berdasarkan pada laman suara.com, Pendidikan "Minat Bakat" ini telah diterapkan oleh negara-negara yang mendapat peringkat pendidikan terbaik di dunia, seperti Finlandia, Amerika Serikat, dan Australia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun