Waduk Cirata, yang merupakan salah satu bendungan terbesar di Indonesia, menjadi tempat yang strategis untuk mengimplementasikan PLTS terapung. Dengan luas waduk yang besar, PLTS terapung memiliki potensi untuk menghasilkan daya yang signifikan tanpa memerlukan lahan yang luas di daratan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik, tetapi juga memaksimalkan pemanfaatan ruang yang ada. Hal ini menjawab tantangan ketersediaan lahan untuk penempatan panel-panel surya tersebut. Diketahui bahwa untuk penempatan panel-panel surya-nya sendiri dibutuhkan lahan yang luas dan rata, sedangkan karakterisktik geografi Indonesia beragam, dan didominasi oleh lahan yang permukaannya miring. Adapun lahan yang luas dan rata yang ada, telah dimanfaatkan untuk kebutuhan lain, yakni untuk lahan agrikultur masyarakat setempat.
Teknologi Terdepan yang Digunakan
Pembangunan PLTS terapung Cirata melibatkan penerapan teknologi terdepan dalam desain dan konstruksi. Platform apung yang digunakan dirancang agar stabil dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tingkat air waduk. Selain itu, panel surya yang digunakan memiliki efisiensi tinggi untuk memaksimalkan pengumpulan energi matahari, bahkan dalam kondisi cahaya rendah. Hal ini juga dikarenakan pemerintah Indonesia dalam hal ini BUMN (PLN Nusantara Power) telah menggandeng Perusahaan luar negri "MASDAR" asal Uni Emirat Arab.
Perusahaan energi asal Uni Emirat Arab ini dimiliki oleh tiga perusahaan energi besar di UEA, yakni the Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Mubadala Investment Company, dan Abu Dhabi National Energy Company PJSC (TAQA).
Masdar spesifik mengembangkan proyek-proyek energi bersih alias energi baru terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau geothermal, Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB), hingga hidrogen hijau.
Masdar kini aktif beroperasi di 40 negara di dunia dan telah berinvestasi dengan nilai investasi lebih dari US$ 30 miliar di lintas 6 benua.
Jadi, berbicara soal teknologi terdepan, menggandeng Masdar merupakan manifestasi dari Kerjasama internasional dibidang pembaruan teknologi, utamanya tekonologi PLTS terapung yang ada di Waduk Citara.
Manfaat Lingkungan dan Sosial
Langkah Indonesia dalam menciptakan PLTS terapung di Waduk Cirata tidak hanya tentang penciptaan sumber energi terbarukan, tetapi juga membawa manfaat lingkungan dan sosial. PLTS terapung membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, menyelaraskan Indonesia dengan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim. Selain itu, proyek ini menciptakan peluang kerja dan membuka potensi pembangunan ekonomi di wilayah sekitar.
Tantangan dan Solusi
Tentu, ada tantangan yang harus dihadapi, seperti pemeliharaan dan perawatan PLTS terapung di lingkungan air. Namun, pemerintah dan pihak terkait telah merancang strategi pemeliharaan yang efektif, termasuk teknologi pemantauan jarak jauh dan tim khusus untuk pemeliharaan rutin.