Mohon tunggu...
Okta Nurul Illahi
Okta Nurul Illahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia dan Langkah Inovatif Melalui PLTS Terapung Cirata Atasi Perubahan Iklim

10 Desember 2023   17:45 Diperbarui: 10 Desember 2023   18:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan Iklim merupakan tantangan global, termasuk kedalam isu keamanan non-tradisional dunia abad ini. Hal ini dilihat dari betapa luas dan signifikannya dampak yang ditimbulkan, merambah berbagai aspek kehidupan di seluruh Dunia. Beberapa dampak utamanya melibatkan lingkungan, sosial dan ekonomi.

Dari aspek lingkungan, perubahan iklim berdampak pada kenaikan suhu global, perubahan pola hujan, naiknya permukaan laut, perubahan ekosistem dan bencana alam intensif.

Dampak sosial yang ditimbulkan dari perubahan iklim pun beragam, dimulai dari migrasi penduduk, Kesehatan Masyarakat, sampai pada ketidaksetaraan sosial.

Adapun dari aspek ekonomi, dampak yang timbul yaitunya adanya kerusakan infrastruktur, gangguan pada pertanian, kerugian di sektor pariwisata dan krisis energi.

Karena itulah diperlukan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim ini. Salah satu penekatan yang semakin mendapatkan perhatian adalah melalui penciptaan dan pemanfaatan sumber energi terbarukan.

Inisiatif ini tidak hanya memberikan sumber sumber energi yang bersih, tetapi juga mengurangi dampak negative terhadap lingkungan dan mengarah pada pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang terus berkomitmen untuk menjalankan kebijakan energi terbarukan. Salah satu langkah inovatif yang menarik perhatian adalah pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.

PLTS terapung yang diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo pada 9 November 2023 itu berkapasitas 192 Megawatt (MWp), sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan sumber energi terbarukan dan beralih dari batu bara.

Proyek senilai Rp1,7 triliun ($108,70 juta) ini dikembangkan oleh PLN Nusantara Power, sebuah unit dari perusahaan utilitas negara Indonesia Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan energi terbarukan Uni Emirat Arab Masdar, sebuah unit dari Perusahaan Investasi Mubadala.

Pembangkit tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar ketiga di dunia dan dapat diperluas hingga 1.000 MWp, kata Kepala Eksekutif PLN Darmawan Prasodjo, karena 13 rangkaian yang terpasang sejauh ini hanya menempati 4% dari permukaan waduk.

Potensi PLTS Terapung di Waduk Cirata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun