Mohon tunggu...
Okta Nurul Illahi
Okta Nurul Illahi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerjasama Industri Pertahanan Sebagai Instrumen Security Diplomacy Indonesia

12 Juni 2023   11:40 Diperbarui: 12 Juni 2023   15:32 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: kemhan.go.id

Indonesia, sebagaimana banyak negara didunia yang berdaulat menjadikan 'keamanan negara' sebagai suatu faktor terpenting. Setiap Negara akan melaksanakan berbagai upaya untuk menciptakan keamanan bagi negara mereka. Merupakan tanggung jawab utama bagi suatu negara untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga negara, kedaulatan wilayah, kemakmuran ekonomi, maupun pertahanan nasionalnya. Karena itulah muncul berbagai upaya untuk memastikan keamanan negara bisa tercapai, salah satunya yaitu melalui security diplomacy.

Security Diplomacy atau dikenal dengan diplomasi keamanan merupakan suatu praktek diplomasi suatu negara yang pendekatannya melampaui diplomasi pertahanan. Praktek diplomasi keamanan ini memanfaatkan lembaga-lembaga keamanan suatu negara menjadi suatu upaya gabungan untuk mendukung diplomasi mereka. Menurut Nicholas D. Kron,  Diplomasi keamanan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan diplomasi pertahanan, tetapi untuk menjadi pilihan bagi para policy maker. (Kron, 2015)

Kali ini penulis akan menyoroti salah satu upaya diplomasi keamanan yang telah dilakukan oleh Indonesia, yaitu kerjasama industri pertahanan.

Sebelum membahas mengenai kerjasama, kita perlu tahu dulu apa itu industri pertahanan. Industri pertahanan yang juga dikenal sebagai industri militer, merupakan industri nasional (pemerintah ataupun swasta) yang produk maupun jasanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara. Industri ini terlibat dalam penelitian, pengembangan, produksi, serta pelayanan pemeliharaan peralatan dan fasilitas militer suatu negara. 

Perlu digaris bawahi bahwa industri pertahanan ini diperuntukkan bagi kepentingan penyelenggaraan keamanan dan pertahanan suatu negara.

Di Indonesia sendiri industri pertahanan dipegang oleh BUMN (pemerintah) maupun  swasta, yaitu seperti LIPI, Lapan, PT. Pindad, PT. Dirgantara Indonesia, PT. PAL, PT. Palindo Marine, dan tentunya masih banyak lagi.

Indonesia baru-baru ini menargetkan tercapaiya MEF (Minimum Essential Force) pada tahun 2024 dan juga tercapainya kemandirian dalam pengadaan alutsista di tahun 2029. Kedua target tersebut bisa dicapai jika melakukan penguatan pada sektor indutri pertahanan. (PT. PINDAD, 2023)

Penguatan sektor industri pertahanan memang sangat perlu untuk dilaksanakan, karena industri pertahanan Indonesia sendiri bisa dibilang masih belia. Meskipun telah dikembangkan sejak akhir 1970-an, namun tingkat penguasaan teknologi industri pertahanan dalam negeri mayoritas belum bisa disandingkan dengan industri pertahanan negara lain, seperti Turki dan Korea Selatan. (Ali, 2022)

Karena itulah Indonesia mengadakan Kerjasama industry pertahanan dengan negara lain (khususnya negara yang telah mencapai kemajuan teknologi persenjataan militer).

Berikut beberapa daftar Kerjasama industri pertahanan Indonesia dengan negara lain:

1. Dukungan KEMHAN RI bagi industri pertahanan Indonesia pada pameran IDEX NAVDEX 2023 Abu Dhabi.

Keikutsertaan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Bersama Sembilan industri pertahanan Indonesia pada gelaran pameran IDEX & NAVDEX 2023 di Abu Dhabi National Exhibition Centre (ADNEC) merupakan upaya untuk memperkuat kerjasama pengembangan industri. Dari keikutsertaan tersebut Indonesia dan UAE serta negara lainnya telah melaksanakan penandatanganan kesepakatan Kerjasama industri pertahanan antara lain; penandatanganan Strategic Partnership Agreement PT. PAL Indonesia-Maakeb Technologies LLC, MoU PT. PAL Indonesia dengan Tawazun Srategic  Development Fund LLC, Agreement PT. PAL Indonesia dengan Iridium Services & Logistic Consultancy, dan penandatanganan MoU/Agreement lainnya.

2. Indonesia dan Prancis menandatangani perjanjian kemitraan strategis dibidang pertahanan tahun 2022.

Pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian yang bertempat di Jakarta tersebut membahas kemitraan strategis bidang pertahanan kedua negara. Ini mencakup pelatihan dan Pendidikan militer, ilmu pengetahuan dan teknologi, intelijen, dan tentunya industri pertahanan.

3. Kerjasama industri pertahanan Indonesia dengan negara lainnya

Indonesia telah banyak melaksanakan Kerjasama bidang Industri pertahanan dengan negara lain seperti Rusia, Korea Selatan, Prancis, Amerika Serikat, Turki dan Belanda.

Bersama Rusia, Indonesia telah menjalin Kerjasama berbagai bidang pertahanan termasuk pengadaan alutsista. Sebelumnya Indonesia telah mengakuisisi jet tempur Sukhoi Su-27 DAN Su-30 serta kendaraan tempur infanteri BMP-3 dari Rusia.

Industri pertahanan memiliki keunikan tersendiri, yakni adanya faktor saling ketergantungan (interdependensi) antara satu dengan yang lain. Dalam hal pembuatan kapal perang misalnya, tidak semua komponen pembuatan kapal perang suatu negara dapat diproduksi sendiri. Komponen-koponen yang tidak ada di negara tersebut bakal di import ke negara yang mempunyainya.

Bisa dibilang jarang sekali industri pertahanan satu negara yang mampu memproduksi peralatan militer dengan komponen 100% berasal dari negara tersebut. Apalagi Indonesia yang aspek tingkat penguasaan teknologi dan ekonominya masih rendah.

Upaya Kerjasama industri pertahanan yang telah dipaparkan di atas merupakan instrumen Diplomacy Security Indonesia dikancah dunia. Kerjasama industri pertahanan memainkan peran penting dalam memperkuat kamampuan pertahanan nasional,  menigkatkan efisiensi produksi, mendorong inovasi, memperkuat hubungan diplomatik, serta memperkuat keamanan nasional.

1. Keamanan Nasional:

Kerja sama pertahanan dapat memperkuat kemampuan pertahanan negara. Dalam menghadapi ancaman keamanan yang kompleks dan berkembang, kerja sama ini memberi negara akses ke teknologi, keahlian, dan sumber daya yang mungkin tidak tersedia secara mandiri. Negara dapat mengakses senjata canggih, peralatan militer, dan sistem pertahanan terbaru yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan nasional.

2. Efisiensi dan ekonomi:

Kerja sama industri pertahanan dapat membantu negara mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan membagi biaya penelitian dan pengembangan, produksi dan pemeliharaan peralatan, negara-negara dapat menghemat anggaran pertahanan yang berharga. Berkat kerja sama ini, negara juga dapat mengembangkan industri pertahanan yang lebih kuat, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

3. Keahlian dan inovasi:

Kerja sama industri pertahanan memungkinkan negara-negara memanfaatkan keahlian teknis dan inovasi mitra mereka. Ini akan membantu negara memperkuat kemampuan industri pertahanannya sendiri dan mempercepat pengembangan teknologi baru. Dengan mentransfer teknologi dan pengetahuan, negara dapat memperluas kemampuan industri mereka dalam jangka panjang.

4. Diplomasi dan Hubungan Internasional:

Kerja sama pertahanan dapat memperkuat hubungan diplomatik dan kerja sama antar negara. Partisipasi bersama dalam proyek-proyek pertahanan menciptakan kepercayaan dan saling ketergantungan yang positif di antara negara-negara mitra. Kerja sama ini juga dapat membantu memperkuat hubungan politik dan ekonomi antar negara.

5. Penyesuaian strategis:

Kerja sama pertahanan memungkinkan negara-negara untuk mengatasi kesenjangan atau kelemahan dalam kemampuan pertahanan mereka. Dalam beberapa kasus, negara mungkin tidak memiliki kemampuan atau sumber daya untuk mengembangkan teknologi atau sistem pertahanan khusus secara mandiri. Dalam hal ini, bekerja sama dengan negara mitra yang memiliki keahlian dan sumber daya yang diperlukan dapat membantu negara mengatasi kesenjangan ini dan memperkuat pertahanan mereka.

Semoga saja kedepannya melalui Kerjasama industri pertahanan ini Indonesia dapat meningkatkan diplomasi keamanannya mengingat keamanan merupakan factor terpenting bagi negara yang berdaulat.

REFERENSI :

Ali, A. H. (2022, September 28). Tantangan Membumikan Industri Pertahanan di Indonesia. Retrieved from cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220926105707-14-374915/tantangan-membumikan-industri-pertahanan-di-indonesia

Kron, N. D. (2015). SECURITY DIPLOMACY: BEYOND DEFENSE. THESIS, 10.

PT. PINDAD. (2023, March 3). FGD MEMBANGUN INDUSTRI PERTAHANAN DAN ALUTSISTA INDONESIA. Retrieved from pindad.com: https://www.pindad.com/fgd-membangun-industri-pertahanan-dan-alutsista-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun