Mohon tunggu...
OKTAMIDANTA RIZAL
OKTAMIDANTA RIZAL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu komunikasi

mahasiswa menempuh pendidikan strata - 1 Ilmu Komunikasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, saat ini sedang mengambil fokus di Public Relation.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Teknologi Informasi dan Komunikasi: Merugikan atau Menguntungkan?

14 Juli 2021   19:35 Diperbarui: 14 Juli 2021   20:22 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Halo sahabat komunikasi, ini adalah tulisan ke ke-lima saya pada bulan juli dua ribu dua puluh satu, semoga senantiasa kita di berikan kesehatan sehingga bisa selalu melakukan hal yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain, serta saya dapat berbagi kisah menarik seputar ilmu komunikasi.

Puji syukur kepada tuhan yang maha esa sehingga saya, rekan kuliah, maupun  sobat komunikasi sekalian dapat diberikan kesempatan untuk dapat membaca tulisan yang berisikan pengalaman saya selama mempelajari ilmu komunikasi, tidak bosan-bosannya saya akan selalu membagikan pengalaman menarik saya kepada sahabat komunikasi sekalian.

Seperti sebelumnya saya akan membagikan pengalaman menarik disaat mempelajari studi ilmu komunikasi. pada tulisan kali ini saya akan membagikan tentang pengalaman dan pandangan saya mengenai sisi positif dan sisi negative dari teknologi informasi dan komunikasi. Untuk teman-teman yang baru mengetahui tulisan saya, izinkan saya mengenalkan diri kepada teman-teman. Nama saya Oktamidanta saat ini saya sedang mengambil studi ilmu komunikasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan mengambil fokus di Public Relations. Pada tulisan kali ini izinkan saya menuliskan pengalaman dan pandangan saya mengenai teknologi informasi dan komunikasi.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini  berkembang sangat pesat. Hampir setiap usia saat tidak asing lagi dengan internet, smartphone dan juga internet. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan lanjut usia di era yang modern ini pasti pernah berselancar di internet. Kehaidiran teknologi internet sangat dibutuhkan dan berdampak sekali bagi kehidupan manusia sekarang, dengan kondisi diberlakukannya PPKM di Indonesia dapat meningkatkan penggunaan internet. Mulai dari sekolah jarak jauh melalui Online, rapat secara Online, menggunakan layanan pesan antar makanan, dan juga menggunakan internet sebagai sarana hiburan dikala merasa bosan saat bekerja atau sekolah dari rumah.

Sejarah awal adanya teknologi informasi dan komunikasi adalah berkembangnya alat yang bernama komputer, pada awal ditemukannya komputer alat tersebut sangat tidak efisien, mengapa begitu? Karena memiliki dimensi yang sangat besar sekali namun kegunaannya belum banyak. Seiring bergantinya hari dan berkembangnya ilmu teknologi dimensi dan berat perangkat komputer tidak sama dengan awal ditemukan. Di zaman sekarang kita dapat dengan mudah membawa dan menggunakan komputer kapan saja dan di mana saja. jika kita membicarakan komputer pasti tidak akan terlepas dengan internet, di zaman yang modern ini teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat canggih dan kita dapat memanfaatkannya dengan bijak seperti dapat menemukan teman lama yang telah lama tidak berkomunikasi, digunakan sebagai sarana menggalang donasi, menyebarkan berita yang bermanfaat secara cepat dan efisien.

Namun terdapat juga manfaat yang tidak menguntungkan juga dan bahkan dapat merugikan orang lain. Selain komputer terdapat juga sebuah ponsel pintar yang lebih ringkas dalam melakukan segala hal yang berbau teknologi. Dengan menggunakan ponsel pintar kita bisa mengakses internet, mendengarkan musik, bermain game, dan bahkan menggunakannya untuk mengetahui seluruh informasi di seluruh penjuru dunia tanpa Batasan ruang dan waktu.

Seiring dengan berjalannya PPKM di Indonesia tingkat penggunaan ponsel pintar dipastikan akan meningkat seperti mengakses Youtube, twitter, linkdin, Instagram facebook beberapa adalah sarana hiburan yang membuat kita terpaku menatap layar smartphone sampai berjam-jam. Saking lamanya membuat kita menjadi bermalas-malasan dan menunda kegiatan yang akan kita kerjakan. Terdapat juga fenomena tersebut yang terjadi pada keluarga saya.

Berawal di saat kakak saya yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak cowok pergi berkunjung ke rumah nenek saya di sebuah desa. Pada saat moment Bahagia itu saya sangat antusias sekali untuk bertemu dengan keponakan saya yang saat itu usianya masih balita. Sembari keponakan saya istirahat di ruang tamu saya memandanginya sedang asiknya bermain smarthphone yang di pinjami oleh orangtuanya di sana saya melihat sedang asik mengakses TIKTOK, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat perubahaan perilaku yang terjadi pada Sani yaitu sering sekali menirukan Gerakan-gerakan yang ia lhat dari beranda TIKTOK. Tak jarang apabila mendengarkan suara yang sedang popular di media tersebut syaraf motoriknya langsung menirukan Gerakan berdasarkan yang teringat dalam fikirannya. Sangat disayangkan sekali mengingat usia keponakanku yang masih balita dan seharusnya dapat bermain asik dengan rekan sebayanya dan berinteraksi langsung. Kita tidak bisa meninggalkan interaksi sosial karena kita adalah makhluk yang saling membutuhkan dan berkomunikasi. Dampak lainnya jika kita sering mengakses teknologi komunikasi seperti media sosial kita akan menjadi lebih acuh terhadap lingkungan sekitar, Kesehatan mental kita menjadi menurun dan juga emosional kita cenderung tidak setabil contohnya tidak dapat mengontrol emosi ketika sedang menghadapi suatu masalah.

Hal tersebut sangat  kurang baik apabila yang mengalaminya adalah seorang anak remaja atau anak balita,  semenjak diberlakukannya sekolah secara online hal ini meningkatkan frekuensi dari pengunaan smarthpohone terhadap anak-anak. Mereka dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang sebelumnya belum pernah mereka alami. Mulai dari menerima materi pelajaran dilakukan secara virtual, tidak adanya interaksi sosial yang menjadi cirikhas saat kita bersekolah, hal ini yang membuat saya khawatir kalau semakin lama kita tidak membuka sekolah kita akan kehilangan generasi emas anak-anak kita. Ternyata program belajar online itu sangat kurang dari sisi apapun juga dan itu bukan hanya dialami oleh Indonesia saja, tapi seluruh dunia akibat pandemi yang merajalela. Belajar online tanpa tatap muka akan menghilangkan interaksi sosial anatara anak dan gurunya, anak dan teman-temannya sehingga anak cenderung akan menjadi anak yang individualis.

Susah bergaul bahkan menjadi pemarah dan penyendiri. Mereka akan tumbuh menjadi generasi yang anti sosial yang apatis dan pesimis dan ini bahaya sekali Ketika era kompetisi global semakin kencang dan persaingan kerja bukan hanya di tingkat lokal tetapi juga di tingkat internasional. Anak-anak kita kelak akan tumbuh menjadi generasi yang gampang patah dan mudah menyerah bahkan bisa lebih parah bisa saja angka bunuh diri karena tingkat persaingan kerja nanti malu terhadap tekanan sosial akan meningkat tajam seperti yang terjadi di Jepang. Kejiwaan anak yang sekolah online selama lebih dari setahun ini makin parah karena akan muncul kekerasan dari orang tua yang bingung membagi waktu antara mencari uang dan menjaga anak dirumah. Salain itu, karena tidak berinteraksi dengan banyak orang akhirnya terjadilah eksploitasi anak perempuan oleh teman dekatnya sehingga dibeberapa daerah terjadi pernikahan dini dan kehamilan remaja. banyak sekali orang menduga bahwa selama  kita berselancar di  internet adalah gratis, namun ternyata tidak perusahaan teknologi ini dibayarkan oleh para pengiklan, kenapa pengiklan membayar perusahaan itu ? mereka membayar untuk menampilkan iklan kepada kita. Kita adalah produknya dari perusahaan teknologi. Perhatian kitalah yang menjadi produknya dan di jual kepada pengiklan.

Tanpa kita sadari bahwa saat sedang terjun didunia internet kita sedang diawasi, dilacak, dan diukur. Setiap Tindakan yang kita lakukan dipantau dan direkam dengan hati-hati. Misalnya, gambar yang kita lihat dan berapa lama kita melihatnya. Banyak orang yanng kecanduan dari penggunaan smarthphone mereka. Terdapat juga perubahan prilaku dan presepsi, mengubah cara berprilaku,cara berpikir, dan jati diri kita. Perubahaan ini perlahan dan kecil sehingga kita tidak sadar bahwa terdapat perbuahaan didalam diri kita. Saya juga membayangkan, ketidakmampuan anak bersosialisasi karena merkena terkurung selama pandemi ini akan menurunkan kemampuan akademik mereka kemendikbud bahkan sudah melakukan studi bahwa pembelajaran dikelas, ternyata jauh lebih baik daripada pembelajaran jarak jauh seperti online. Wah, kalua anak-anak yang akademiknya kurang dan tumbuh menjadi anti sosial begini, bisa-bisa kedepannya radikalisme di Indonesia akan semakin jadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun