Mohon tunggu...
Okta Piliang
Okta Piliang Mohon Tunggu... Seniman - seniman/penyair/

penyihir kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maulidan 4

3 September 2022   11:20 Diperbarui: 3 September 2022   11:36 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

4

ia kaup jejak lampau, menyusuri jalan landai di sepanjang taplau. matahari ngilu. derau angin menampar karang, ombak mengecup bibir pantai hanya bayang-bayang hesti yang asin kian asing dicecap rasa

"maulidan namaku. perantau dalam puisi dititahkan mencari makna puisi, kata-kata tak menyerah, angin pantai membawa karat, yang mestinya puisi ini aku rawat. bila memang gawat hesti mesti dirawat, tentu dengan niat, bahwa puisi ini tak hanya fiksi semata"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun