Mohon tunggu...
Adit Okta
Adit Okta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

belajar setia dengan apapun dan pasrah menerima sesuatu keadaan yang diluar kemampuan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Khazanah Bermuka Dua dan Sandiwara

29 September 2012   12:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat lagu " panggung sandiwara " nya Nike Ardilla (Alm) ? Lagu itu mengambarkan bahwa dunia adalah panggung sandiwara dimana cerita yang terkandung di dalamnya mudah berubah dan memang selalu berubah sesuai peranan yang diambil masing-masing. Hanya saja dalam peranan yang diambil selalu mengandung resiko. Resiko itu akan bermuara pada dua pilihan baik atau buruk.

Resiko, dalam dunia bisnis dan investasi, membutuhkan manajemen dan kontrol yang benar-benar harus konsisten dan disiplin agar resiko tersebut bisa di minimize-kan. Kalaupun resiko itu terjadi diluar dugaan, paling tidak resiko itu tidak menghabiskan margin atau modal yang ada. Begitupun dengan resiko di dalam realita hidup. Semua harus diperhitungkan dan di kalkulasikan sematang mungkin. Hingga tidak menyebabkan kegagalan yang sangat fatal dan tidak menyebabkan eksistensi manusia-nya lebih rendah daripada hewan.

Jika dunia ini panggung sandiwara, maka aktor dan aktrisnya adalah manusia itu sendiri. Seorang aktor dan aktris akan berperan sesuai perintah sutradara. Sutradara dan skenario sedikit banyaknya dapat membentuk karakter dari sang aktor dan aktris. Namun, dalam kehidupan sesungguhnya, manusia berperan tidak atas perintah sutradaranya, ia berperan sesuai perintah akal dan hatinya. Dalam hal ini Allah bukanlah sang sutradara yang dimaksud. Allah tidak akan memerintahkan siapapun untuk berperan siapa yang Dia kehendaki. Allah hanya memberi gambaran tentang rule kehidupan dan resiko yang diambil sebagai konsekuensi yang ada dalam rule itu sendiri.

Seorang aktor atau aktris bisa saja berperan ganda dalam setiap sandiwaranya. Dan sebenarnya ia memang memiliki peran ganda di dalam kehidupannya sendiri. Peran di dalam sandiwaranya, dan peran di kehidupan nyatanya. Saat memasuki kehidupan panggung sandiwara, ia berperan sebagai seorang yang dituntut sesuai skenario cerita sutradara. Dan ketika dia memasuki dunia nyatanya, dia kembali berperan sebagai dirinya sendiri dalam kehidupan sesungguhnya.

Itu hanya gambaran seorang aktor dan aktris yang sesungguhnya, sangat wajar jika sang aktor dan aktris pemain sandiwara memiliki peran ganda. Dan memang harus demikian.

• Justru yang jadi permasalahan adalah ketika manusia di ilustrasikan sebagai aktor dan aktris dalam kehidupan nyata, maka peran ganda itu bisa menjadi sebuah penyakit yang malah bisa membahayakan kehidupannya itu sendiri. Manusia seperti ini sangat membahayakan dirinya ataupun orang lain di sekitarnya. Peran ganda ini sama sekali tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan, justru sebaliknya! Secara alamiah merugikan siapa pun, termasuk dirinya sendiri.

• Maksud saya,
Apa jadinya dunia ini jika orang yang berperan di dalamnya berwajah dan bermuka dua? Di satu sisi berusaha sebisa mungkin berwajah " malaikat " sementara di sisi lain berwajah " iblis " dan mencekik saudaranya sendiri dari belakang bukankah mukmin itu bak satu badan? Mengapa mukmin yang kokoh strukturalnya harus memiliki badan lebih dari satu?

Itulah masalah yang mengelitikkan jiwa kita! Walau menjadi masalah, konkrektnya hal demikian banyak ditemukan di tengah kehidupan ini.

• Saya melihat,
Di suatu lembaga swasta bernafaskan agama malah sering terjadi pembusukkan di dalamnya. Muka dua. Ya. Memang muka dua dan memang berperan ganda. Bermuka " Musa " dan setelah itu bermuka " Fir'aun " yang mengerikan. Saling sikut-menyikut untuk mendapatkan prestise dan prestasi yang tidak halal. Tak jarang pula, seorang yang bekerja di lembaga ke agamaan, mengerti dan faham tentang hukum dari agamanya, namun berperan sangat seronok malah naudzubillah dan maaf, terkesan sedikit cabul. Benar-benar aktor dan aktris yang hebat! Yang mampu berperan ganda!

• Lantas,
Mengapa justru yang melakukan tolak belakang itu adalah yang mengetahui salah benarnya dari tolak belakang yang dilakukannya.

Seperti yang saya katakan tadi, muka dua dan berperan ganda ini saling sikut menyikut berusaha mendapatkan gelar prestise hanya untuk ego masing-masing. Selain dari secuil temuan saya di lembaga bernafaskan agama, hal terdekat kita pun ada, dan tak bisa dipungkiri juga, di blog keroyokan ini sudah sangat sering disinggung mengenai akun kloning yang memang ditugaskan untuk membela arus utama akunnya, kompasiana keras katanya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun