Rafina tersenyum menyadari bahwa terdapat banyak sekali pembelajaran yang ia dapat lewat semua kekacauan ini. Rafina sadar bahwa awal dari KKN semua teman-temannya bersikap seolah mereka hanya memiliki program kerja masing-masing dan diselesaikan sendirian. Tapi, semenjak insiden munculnya terror hantu di Rumah mereka, membuat mereka semua bekerja sama untuk mengkomunikasikan segala permasalahan bersama dan menyelesaikan secara bersama-sama pula.
Keesokan harinya adalah hari kepulangan mereka menuju kampus mereka. Tadi malam tetua adat banyak memberikan nasihat kepada seluruh pemuda dan pemudi di acara adat tadi malam. Ternyata, ketua pemuda desa tidak pernah meminta izin kepada tetua Desa untuk mengadakan acara tersebut hingga tetua adat mengatakan bahwa leluhur mereka marah dan mengacaukan acara mereka karena sudah bersikap tidak sopan pada tetua adat Desa mereka.
Tetua adat juga banyak berbincang dengan Rafina tadi malam. Rafina mengerti semua yang terjadi di Desa tersebut bukanlah murni kesalahan penduduk Desa yang membiarkan mereka tinggal di Rumah bekas dukun santet. Tapi kesalahan juga terdapat di teman-teman Rafina, mereka yang masih belum mengubah kebiasaan jelek mereka dengan berbicara kasar seenaknya. Kejadian sumur tua dan kera putih yang dilihat oleh Rafina pun diceritakan kembali oleh tetua adat, tetua adat mengatakan bahwa Rafina adalah anak yang baik namun perkataannya akan Desa ini membuat leluhur sedikit tersinggung dengannya, itu sebabnya leluhur mereka menampilkan wujudnya langsung pada Rafina, untuk mengatakan bahwa sebenarnya mereka ada dan memang tinggal berdampingan dengan kaum manusia.
Rafina tersenyum lega melihat bus kampus mereka mulai pergi meninggalkan Desa tersebut. Rafina mengerti kenapa orang tuanya selalu keras dalam mendidiknya untuk beribadah kepada Tuhannya, dimana pun Rafina berada kedua orang tuanya selalu mengingatkan tanpa henti untuk selalu meminta pertolongan kepada Tuhannya. Mengenai acara penyambutan leluhur dan adat itu, Rafina akan tetap menghargai semua yang dilakukan oleh tetua adat disana, karena Rafina tahu apapun yang dilakukan oleh tetua adat disana adalah Keputusan yang terbaik untuk Desa. Mengenai sesajen yang diberikan oleh anak dari almarhum dukun tersebut, Rafina tidak mau banyak berkomentar. Intinya Rafina mengerti bahwa kaum jin dan manusia memang hidup secara berdampingan dan harus saling menghormati, tapi bukan berarti kita harus takut dan tunduk kepada mereka, karena mereka pun hanya makhluk ciptaan Tuhan kita, Allah SWT. Rafina hanya menghargai keadaan mereka namun jika untuk takut, maka Rafina akan lebih takut kepada Tuhannya dan tidak akan tunduk pada makhluk manapun kecuali Tuhannya, Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H