Mohon tunggu...
OKOCE
OKOCE Mohon Tunggu... Lainnya - Gerakan sosial penciptaan lapangan kerja.

Kunjungi kami www.okoce.net

Selanjutnya

Tutup

Money

UMKM Simak Yuk Pembukuan Sederhana untuk Usaha Anda

29 Juli 2021   13:23 Diperbarui: 29 Juli 2021   14:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta- Para pelaku UMKM seringkali melupakan serta mengabaikan sistem pencatatan atau pembukuan keuangan. Padahal, sistem pembukuan atau pencatatan keuangan merupakan hal yang penting untuk dapat menganalisa hasil keuntungan atau kerugian dari usaha yang dijalankan, hal ini disampaikan Adhe Alfan, Pemilik Ahad Digital saat memberikan pelatihan di OK OCE, Rabu, 28 Juli 2021.

Alfan menjelaskan,  sistem pencatatan keuangan tersebut dapat disebut sebagai laporan keuangan. Tiga  jenis laporan keuangan yang dapat dicatat oleh pelaku UMKM, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Pada laporan neraca, informasi yang perlu dicantumkan yaitu nilai asset, kewajiban atau utang, dan modal dari usaha pada periode tertentu. Ketika pencatatan laporan neraca, perlu dipisahkan antara aktiva atau asset dengan kewajiban dan modal pemilik usaha.

Contoh aktiva ialah kas, perlengkapan, asset, dan piutang. Seluruh informasi yang berkaitan dengan aktiva harus dijumlahkan. Kemudian untuk kewajiban atau utang dengan modal pemilik usaha akan dijumlahkan dan dipisahkan dari aktiva. Penjumlahan dari aktiva harus seimbang dengan penjumlahan kewajiban dengan modal pemilik usaha.

Kemudian, pada laporan laba rugi, informasi yang perlu dicatat ialah yang menyangkut aktivitas bisnis perusahaan pada periode tertentu, misalnya penjualan, beban, dan laba atau rugi bersih.

Pada pencatatan laporan laba rugi, pendapatan usaha akan dikurangi dengan jumlah beban yang perlu dikeluarkan pada suatu usaha. Apabila pendapatan yang didapatkan suatu usaha lebih kecil dibandingkan dengan total beban yang perlu dikeluarkan, maka suatu usaha akan rugi pada suatu periode tertentu.

Namun apabila pendapatan lebih besar daripada total beban suatu usaha, maka suatu usaha tersebut akan mendapatkan laba atau untung.

Untuk menghitung laba atau rugi bersih, biasanya suatu usaha perlu mengurangi laba atau rugi yang diperoleh dengan pajak yang telah ditentukan.

Laporan yang terakhir ialah laporan arus kas. Pada laporan arus kas, penjelasan mengenai jumlah penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan pada suatu periode perlu dicantumkan beserta dengan sumber-sumbernya. Ketika dilakukan pencatatan laporan arus kas, setiap pemasukan atau penerimaan kas akan dikurangi dengan pengeluaran kas suatu usaha tersebut. Seluruh pencatatan mengenai laporan keuangan usaha tersebut, perlu didasari dengan bukti-bukti aktual contohnya: kwitansi, nota, tagihan dari pemasok, dsb.  

Kemudian, laporan keuangan terdiri dari komponen-komponen, contohnya pembelian alat masak, pembayaran utang, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut disebut akun. Seluruh akun-akun tersebut kemudian akan dibentuk dan dicatat menjadi buku besar atau ledger. Daftar dari seluruh akun akan disebut sebagai kode akun.

Dokpri
Dokpri

Pada pencatatan akun, debit dicatat pada sisi kiri sedangkan kredit dicatat pada sisi kanan. Jumlah sisi debit harus selalu sama dengan sisi kredit. Terdapat peraturan penulisan debit dan kredit yang berbeda untuk jenis asset, kewajiban, modal pemilik, biaya, dan pendapatan.

Aset merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan kewajiban merupakan hutang perusahaan kepada pihak luar. Kemudian, modal pemilik ialah hak pemilik atas asset perusahaan sedangkan beban merupakan penggunaan asset perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

Pendapatan ialah kenaikan modal pemilik yang didapatkan dari penjualan barang atau jasa usaha. Apabila jenis akun ialah asset atau biaya, maka asset atau biaya akan bertambah jika dilakukan secara debit dan akan berkurang bila kredit. 

Kemudian, apabila akun ialah kewajiban atau modal pemilik atau pendapatan, maka akun tersebut akan berkurang bila dilakukan secara debit dan akan bertambah jika dilakukan secara kredit.

Seluruh daftar untuk mencatat transaksi perusahaan pertama dapat dicatat dalam sebuah jurnal umum. Contoh transaksi usaha secara umum ialah transaksi pembelian, transaksi penjualan, dan transaksi lainnya.

Pencatatan jurnal umum tersebut dilakukan dengan pembedaan antara jenis akun asset, kewajiban, modal pemilik, pendapatan atau beban, kemudian ditulis berdasarkan aturan penulisan debit dan kredit yang telah dijelaskan, apakah akun akan berkurang atau bertambah ketika debit atau kerdit.

Selain itu, terdapat pula pencatatan jurnal khusus yang dapat mempercepat proses pencatatan transaksi. Misalnya, pada jurnal khusus penjualan, transaksi yang dicatat hanyalah penjualan barang dagang secara kredit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun