Mohon tunggu...
Okky Fajar Tri Maryana
Okky Fajar Tri Maryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik di Program Studi Fisika Institut Teknologi Sumatera

Pendidik di Program Studi Fisika Institut Teknologi Sumatera

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mendidik Anak Hadapi "Bullying"

27 Agustus 2016   09:30 Diperbarui: 27 Agustus 2016   20:25 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, katakan kepada mereka; jika kamu belum berani untuk membela kawanmu, jangan ikut menonton atau bahkan menertawakan. Bullying bukanlah tontonan. Para penindas itu sesungguhnya ingin mencuri perhatian, maka jangan kamu kasih perhatian dengan menontonnya.

Coba belajar untuk mengalihkan perhatian saat ada kawanmu yang sedang ditindas. Kamu bisa tiba-tiba mengatakan di depan si penindas: “Eh itu Pak Guru sudah datang, yuk masuk kelas!” Atau kamu bisa ajak anak yang tertindas untuk menemanimu ke kantin. Tarik tangannya dan katakan, “Yuk temani aku jajan!” Tujuannya agar tindakan penindasan tidak mendapat perhatian.

Jangan pernah berpikir untuk membalas dendam. Karena kamu nanti akan berubah menjadi penindas.

Saran di atas adalah cara yang cukup efisien ketika anak-anak kita masih bimbang dalam melawan penindasan.

Ketika penindasan masih terus berlangsung di depan mata, ajarkan mereka untuk melapor kepada guru untuk mendapatkan pertolongan. Beri pengertian kepada mereka bedanya mengadu dan melapor. Sebab anak-anak biasanya tidak suka disebut sebagai tukang ngadu. Mengadu pada dasarnya hanya berfokus pada pelaku/penindas agar jera karena mendapat hukuman. Sedangkan melapor bertujuan agar peristiwa penindasan tidak terjadi lagi dan si tertindas tertolong. Sehingga dengan ini anak kita tidak bimbang dengan si penindas, tapi juga ingin menolong.

Kadang yang saya lihat, kebanyakan kita sebagai orang tua mendorong anaknya untuk sekedar berani tanpa mempedulikan perasaan anak sesungguhnya. Kalau ada yang menindas kamu di sekolah, kamu harus lawan yah, jangan takut. Pokoknya harus berani! Jangan cengeng. Di saat anak-anak kita sedang memupuk keberaniannya untuk berpihak kepada kebenaran, yang mereka perlukan adalah dukungan dari kita sebagai orang tuanya. Nasihat dan teladan yang baik. Jika kita malah mendesaknya untuk menunjukkan keberaniaannya, memaksa mereka untuk melawan, mencela dan meremehkan ketika mereka menunjukkan ketakutannya, sadarlah bahwa kita telah memosisikan diri menjadi orang tua penindas bagi anak-anak kita di rumah.

Catatan akhir. Midi sekarang sedang menyelesaikan studinya di Jurusan Psikologi di Unpad, terakhir kabar yang saya dengar ia beberapa kali diundang untuk mempresentasikan paper penelitinya di luar negeri bersama dosennya.

Terima kasih telah membaca dan berbagi :)

Note : silahkan bagi Anda yang ingin menambahkan kiat-kiatnya dipersilahkan :) agar lebih banyak anak yang berani melawan tindakan bullying.

Maaf bila ada khilaf. Terima kasih banyak

(data yang tercantum dan kajian keilmuan diolah dari berbagai sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun