sosokmu
Yang masih selalu terbesit di lalu lintas pikiranku
Diantara gugus elektron kau menampak
Di jalanan otakku kau berlarian liar
Matamu,bunga tabebuya yang mekar berwarna di kemarau yang kering
Bibirmu,bunga krisan merah yang lembut
Alismu,anggrek hitam yang menempel pada kayu mahoni
Senyummu,bunga edelweis yang abadi
Masih tertinggal di udara,harummu,bunga wisteria yang menggoda
Tingkah lincahmu,bunga dandelion yang tertiup angin di pantai berpasir
Tubuhmu,bunga pinus yang masih kuncup di dini hari
Sosokmu,serupa kebun bunga indah yang mempesona
Sayangnya,ku tak bisa masuk ke dalamnya
Tak boleh melepas penat dengan terbaring di rumput hijaunya
Lantas,untuk apa Tuhan menunjukkan manifestasi indah Nya ini padaku?
Mengapa Dia tumbuhkan benih mawar di hati,jika dia hanyalah fatamorgana bagiku?
Mengapa...?untuk apa...?
"Hey,anak muda,"bentak seekor lebah di depanku
Sadarlah!kau takkan pernah mampu mencerna matrix rumit kehidupan yang diprogram Nya
Hidup itu tidak linear
Namun penuh lipatan-lipatan misteri semesta
Kau hanya bisa berpasrah dan mengakui ke-maha-an Nya tanpa harus mempertanyakan "mengapa"
Jombang,20 september 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H