Mohon tunggu...
Okita Fatma
Okita Fatma Mohon Tunggu... -

Tidak ada kata TIDAK sebelum mencoba ^try to the extreme zone -- لاترم علما وتترك التعب --

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tangkal Radikalisme lewat Pengorganisasian dan Administrasi Bimbingan dan Konseling

22 November 2018   03:53 Diperbarui: 22 November 2018   04:00 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan berfikir serta kesadaran manusia akan diri dan lingkungan sekelilingnya kini telah mendorong arus pesat globalisasi. Keadaan demikian ini telah membuat kehidupan semakin kompetitif dengan persaingan sengit antar sesama. 

Selain itu juga membuka peluang bagi manusia untuk meraih kehidupan yang lebih baik. dari situlah dapat kita fahami, bahwa sebenarnya globalisasi juga memiliki dampak positif dan juga dampak negative.

Dampak positif pasti mengarah kepada hal-hal baik, yang dapat menjadikan tatanan kehidupan semakin baik dan berjalan lancar, namun terkendala oleh dampak buruk yang ternyata kini semakin menjadi-jadi. 

Kebanyakan yang terdapat disekeliling kita yaitu penggunaan jalan pintas yang bersifat sementara, misalnya beralih haluan radikal, mengkonsumsi obat-obat terlarang karena diduga terdapat kegagalan dalam mencapai ambisi. 

Atau bahasa mudahnya karena tidak tersampai pada apa yang diharapkannya. Untuk menangkalnya perlu adanya SDM yang sehat jasmani dan rohani, bermoral, dinamis, kreatif dan menguasai IPTEK secara professional.

Berbicara mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang super canggih, tidak dapat dipungkiri informasi dapat tersebar diberbagai media, media social khususnya. Entah berupa informasi penting, hoax, provokasi, hiburan atau yang lainnya saat ini mudah sekali didapat dan diakses melalui kecanggihan teknologi yang ada. 

Dalam menerima informasi tersebut, tidak sedikit para pembaca atau penikmat informasi terpengaruh. Selayaknya informasi penyebaran paham radikalisme melalui social media. Banyak dari kalangan-kalangan yang sebenarnya dipersiapkan untuk menghadapi SDGs 2035 nanti, kini terjangkit radikalisme. Sekarang  paham itu menjadi momok yang mudah tersebar dengan memanfaatkan kecanggihan iptek tersebut.  

Menurut Romahurmuziy, selaku ketua umum PPP dalam diskusi Panel Sarasehan Nasional mengatakan bahwa "saat ini paham tersebut menyerang melalui berbagai cara dan lini, diantaranya melalui teknologi berupa radio, televisi serta gadget di media social." Dari situ pula beliau tegaskan bahwasanya ini juga merupakan tantangan utama bangsa kita. 

Bagaimana tidak, generasi muda 'agent of change' kita dihasut perlahan untuk mengikuti paham tersebut, melalui iptek yang mereka gunakan.


Melihat kondisi tersebut, diperlukan adanya pendidikan yang benar-benar mengarah kepada pemanfaatan iptek secara baik dan benar, pengembangan peserta didik secara optimal, mandiri, kreatif dan nonradikalis. 

Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling memiliki peran dalam mewujudkan insan gemilang sesuai dengan harapan sebagaimana tertera di atas. Karena keberhasilan bimbingan dan konseling akan dapat dicapai tatkala semua yang berhubungan dengan BK (stakeholder) mampu mengoptimalkannya.

Disamping pengoptimalan stakeholder, diperlukan adanya pengorganisasian secara terstruktur dan manajemen administrasi yang teratur. Hal tersebut menjadi perantara tercapainya generasi muda yang benar-benar agent of change. 

Pengorganisasian BK secara umum dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan yang mengatur kerja, prosedur kerja, dan mekanisme kerja bimbingan dan konseling. Kegiatan ini tidak akan dapat berjalan dengan berdaya guna dan berhasil guna kalau tidak diimbangi dengan pengorganisasian yang baik, malahan akan semakin menjerumuskan peserta didik karena ketidak jelasan sistem organisasi, karena tidak adanya suatu koordinasi, perencanaan, sasaran, control, serta kepemimpinan yang berwibawa, tegas dan bijaksana. 

Mereka akan menjadi salah kaprah dan lebih mengutamakan kejelasan meskipun harus radikal yang mereka lakukan. Mengapa demikian? Karena BK seharusnya yang memberikan layanan sepenuhnya termasuk layanan informasi atau layanan-layanan yang lain. Tanpa pengorganisasian, semua layanan pun tidak aka  n tercapai dan tersampaikan.

Perlu difahami, bahwasanya pengorganisasian dalam setiap satuan pendidikan seharusnya dilakukan secara sempurna, tidak setengah-setengah dan secara asal-asalan agar efektif dan efisiensi juga mampu terpenuhi. 

Setelah pengorganisasian telah dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan juga administrasi BK yang mengatur lalu lintas kerja layanan BK sehingga kegiatan berjalan dengan lancar dan efektif. Bentuk dari kegiatan administrasi ini dapat berupa catatan data murid, penyimpanan, pelaporan dan pengalihan tangan kepada tenaga ahli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun