Contoh di cerita Titanic. Pertanyaan dramatisnya adalah 'apakah Jack dan Rose bisa bersama dan bahagia selamanya?'
Pertanyaan itu harus ada di sepanjang cerita. Membuat pembaca mencari jawabannya. Sementara kamu sebagai penulis, dari awal sudah menentukan jawabannya adalah Jack dan Rose yang saling mencintai dipisahkan oleh takdir kematian dan dinginnya Samudera Atlantik.
4. Hidupkan Tokohmu
Membuat karakter atau tokoh cerita harus detail. Agar dia bisa terkesan hidup dan ada di tengah-tengah pembaca. Tokoh itu harus kamu ciptakan secara lengkap mulai dari fisiknya seperti apa, namanya, arti namanya, sifatnya, mimpinya, kebiasaannya, emosinya, bahkan caranya berpikir. Kamu bisa membeberkan detil-detil itu dengan menyelipkannya dalam cerita atau percakapan.Â
Jangan diungkap dalam satu deskripsi atau satu kejadian saja. Tipsnya, kamu bisa bayangkan sosok yang kamu tahu atau kenal, dan mulai membayangkannya sebagai tokohmu. Misalnya kamu mau buat tokoh cowok tampan, cuek, tenang, dan karismatik, boleh lah membayangkan Nicholas Saputra sebagai acuan. Selanjutnya, bisa dimodifikasi terkait cara berpakaian, atau kebiasaan lainnya sesuai maumu.
5. Tulis Bab Pertamamu!
Sudah, tunggu apa lagi? Segera tulis jika kamu sudah punya ide dan tokoh yang memenuhi kepalamu. Bab pertama sangat menentukan bab selanjutnya. Ingat, pegang logline dan simpan jawaban pertanyaan dramatismu baik-baik. Menulis tidak wajib harus bagus (kalau bisa bagus sih oke banget) tapi yang terpenting harus selesai. Yuk mulai produktif lagi dengan menulis novel! Apalagi, sekarang banyak platform yang bisa kamu manfaatkan untuk membagi novelmu secara daring. Siapa tahu, jadi cuan. Selamat mencoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H