Kebiasaan kedua, yaitu "mulai dengan akhir dalam pikiran," penting dalam bidang elektromedis yang sangat bergantung pada keakuratan dan keselamatan pasien. Dengan memiliki visi jangka panjang, seorang tenaga elektromedis selalu memprioritaskan keselamatan pasien dalam setiap tindakan, mulai dari perawatan, perbaikan, hingga pengaturan peralatan. Dengan berfokus pada tujuan utama yaitu keselamatan dan kesejahteraan pasien, tenaga elektromedis dapat memastikan bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan akan mendukung hasil yang terbaik bagi pasien. Misalnya, memastikan alat-alat diagnostik memberikan hasil yang akurat dan peralatan terapi bekerja secara optimal merupakan bagian dari pemikiran ini, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Kebiasaan "dahulukan yang harus didahulukan" juga merupakan kunci dalam dunia elektromedis, karena tenaga elektromedis harus mampu mengatur prioritas dengan efektif. Dengan menyusun prioritas yang tepat, teknisi dapat memfokuskan perhatiannya pada peralatan yang paling kritis terlebih dahulu, misalnya alat-alat yang diperlukan di ruang gawat darurat atau ruang operasi. Dalam kondisi di mana ada beberapa tugas yang bersamaan, perbaikan alat-alat yang sangat diperlukan untuk penanganan pasien harus diutamakan. Kebiasaan ini membuat pekerjaan lebih terstruktur, mengurangi risiko kelalaian, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan karena setiap tugas yang diselesaikan sesuai urutan kepentingannya.
Selanjutnya, "berpikir menang-menang" adalah kebiasaan yang membangun kerja sama harmonis dalam lingkungan kerja elektromedis. Sikap ini menekankan bahwa setiap keputusan atau solusi yang diambil harus memberi manfaat kepada semua pihak yang terlibat. Misalnya, seorang teknisi elektromedis perlu bekerja sama dengan tim medis, manajemen rumah sakit, dan pemasok alat-alat medis untuk memastikan bahwa peralatan selalu dalam kondisi terbaiknya. Dengan menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak, hubungan kerja semakin solid, dan kepercayaan terhadap tenaga elektromedis juga meningkat. Sikap ini juga membuka kesempatan untuk inovasi yang melibatkan masukan dari berbagai pihak, yang pada akhirnya memperkaya pengetahuan teknisi dalam menangani peralatan medis secara lebih efektif.
Kemudian, kebiasaan "berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti" berperan penting dalam menjaga kualitas komunikasi dalam profesi ini. Seorang tenaga elektromedis perlu memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik sebelum memberikan solusi. Saat ada permasalahan pada alat, penting bagi teknisi untuk mendengarkan keluhan atau kebutuhan dari pengguna alat seperti dokter dan perawat. Dengan mendengarkan terlebih dahulu, seorang teknisi dapat memahami konteks dan kebutuhan spesifik yang diminta oleh pengguna alat medis. Ini memungkinkan teknisi memberikan solusi yang lebih tepat sasaran dan meningkatkan tingkat kepuasan para pengguna peralatan.
Kebiasaan keenam, yaitu "wujudkan sinergi," sangat penting dalam pekerjaan elektromedis yang melibatkan banyak pihak. Sinergi mengajarkan bahwa hasil terbaik dapat dicapai melalui kerja sama. Dalam dunia elektromedis, teknisi bekerja bersama tim medis, pemasok suku cadang, dan tim teknis lainnya untuk menangani masalah yang kompleks. Dengan kolaborasi yang efektif, setiap orang dapat memanfaatkan keahlian masing-masing, mempercepat penyelesaian masalah, dan menghasilkan solusi yang lebih inovatif. Misalnya, ketika ada kerusakan serius pada peralatan, tim teknisi dapat berkonsultasi dengan pemasok atau produsen alat untuk mendapatkan dukungan teknis yang tepat, sementara tim medis memberikan masukan mengenai pengaruh kerusakan terhadap proses medis. Sinergi ini tidak hanya mempercepat proses perbaikan, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pasien.
Terakhir, kebiasaan "asahlah gergaji" atau pembelajaran berkelanjutan merupakan pilar utama dalam profesi elektromedis yang terus berkembang. Teknologi medis mengalami perkembangan pesat, dengan inovasi baru yang hadir setiap waktu. Oleh karena itu, seorang tenaga elektromedis harus terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan, baik melalui pelatihan, seminar, atau sertifikasi tambahan. Dengan terus belajar, maka seorang tersebut tidak hanya meningkatkan kompetensi profesional tetapi juga memastikan bahwa mereka selalu siap untuk mengelola peralatan medis terbaru dengan efisien. Pembaruan pengetahuan ini membuat tenaga elektromedis tetap relevan dan dapat memberikan layanan yang terbaik, sekaligus menjaga keamanan dan kualitas layanan medis yang diberikan.
F. Pentingnya Soft Skills dalam  Elektromedis
Selain keterampilan teknis, soft skills juga sangat penting dalam mendukung kesuksesan dalam profesi ini:
1. Inter-personal skills dalam elektromedis mencakup keterampilan yang berkaitan dengan interaksi dan hubungan dengan orang lain. Komunikasi yang efektif sangat penting agar teknisi dapat menjelaskan masalah teknis kepada rekan medis dengan jelas. Kerja tim menjadi kunci dalam mencapai tujuan bersama di lingkungan multidisipliner. Empati dan kepedulian diperlukan untuk memahami perasaan pasien dan rekan kerja, menciptakan lingkungan yang positif. Dengan keterampilan ini, hubungan kerja diperkuat, dan hasil kerja tim menjadi lebih baik.
2. Intra-personal skills dalam profesi elektromedis mencakup kemampuan individu untuk memahami dan mengelola diri sendiri. Kesadaran diri sangat penting untuk mengenali kekuatan dan kelemahan, sehingga teknisi dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Pengendalian diri diperlukan untuk mengelola emosi dan stres dalam situasi kerja yang menantang. Motivasi diri menjadi kunci untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi medis yang berkembang. Dengan keterampilan ini, individu tidak hanya meningkatkan kompetensi pribadi tetapi juga berkontribusi pada kesuksesan tim dan institusi.
3. Ekstra-personal skills dalam elektromedis mencakup keterampilan yang berkaitan dengan interaksi dengan komunitas dan jaringan profesional. Networking penting untuk membangun koneksi dan memperbarui pengetahuan melalui kolaborasi di asosiasi atau seminar. Kemampuan presentasi dibutuhkan untuk menyampaikan ide dan hasil dengan jelas kepada audiens dalam rapat atau konferensi. Keterampilan negosiasi membantu mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, memastikan ketersediaan sumber daya yang optimal. Dengan ekstra-personal skills ini, teknisi elektromedis dapat meningkatkan pengembangan karier dan efisiensi kerja.