Sebagian besar guru mengingat saat-saat dari tahun-tahun awal ketika mereka menjadi siswa di kelas dengan budaya negatif. Banyak yang ingat betapa destruktifnya keinginan mereka untuk belajar.Lingkungan kelas yang negatif tidak kondusif untuk pembelajaran, baik melalui intimidasi atau guru yang tidak pandai dalam pengelolaan kelas. Baik guru maupun siswa berkontribusi terhadap budaya kelas, tetapi guru pada akhirnya bertanggung jawab untuk membuat siswa merasa didukung, aman, dan siap berbagi ide.
Definisi Budaya kelas yang positif
Budaya kelas yang positif ditandai dengan suasana yang tidak mengancam di mana siswa merasa bebas untuk berbicara, menawarkan ide, dan mengambil risiko tanpa takut akan pembalasan atau ejekan. Guru mempromosikan lingkungan kelas yang sehat dengan memfokuskan pemikiran kritis siswa dan menegakkan aturan yang konsisten dan mendisiplinkan siswa.
Para siswa dapat mengetahui aturan kelas, yang harus didiskusikan di awal tahun. Anda akan berpartisipasi dalam pengenaan tindakan disipliner jika siswa melanggar Kode Etik. Alih-alih menghukum, siswa berusaha untuk memahami mengapa tindakan mereka berbahaya dan mencari solusi untuk situasi tersebut. Guru menggunakan penguatan positif untuk mendorong perilaku yang baik daripada menghargai perilaku "buruk" dengan perhatian negatif.Â
Strategi untuk mengembangkan budaya kelas yang positif
Ada beberapa cara guru dapat menumbuhkan budaya kelas yang positif. Strategi ini meliputi lingkungan kelas dan metode pembelajaran.
1. Aturan dan disiplin yang adil dan konsisten
Siswa harus tahu bagaimana berperilaku di kelas. Peraturan pembelajaran harus dipasang di dinding, papan tulis atau tempat lain agar siswa dapat membaca dan mengulasnya kapan saja. Guru juga harus memastikan bahwa aturan diikuti secara konsisten untuk semua siswa. Jika guru perlu menambahkan ke dalam daftar, mereka harus membenarkan aturan tersebut dengan cara yang dianggap adil dan perlu oleh siswa.
2. Mendukung semua data audio
Akan selalu ada siswa yang akan mendominasi percakapan atau memberikan semua jawaban, dan merupakan tugas guru untuk memastikan bahwa semua siswa, bahkan yang pendiam sekalipun, merasa diberdayakan dan suaranya diperhitungkan. Namun, ini tidak berarti bahwa siswa akan dipaksa untuk berpartisipasi jika mereka tertutup atau cemas secara sosial.
Sebaliknya, guru dapat menawarkan siswa cara lain untuk didengarkan. Misalnya, jika siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan tanggapan secara elektronik (misal dengan WA, email, atau SMS), semua ide siswa dipersilakan dan dapat dikenali tanpa harus berbicara keras.Â
3. Mendorong gagasan dan perhatian siswa
Mintalah umpan balik dari siswa dan beri tahu mereka bahwa ide atau kekhawatiran mereka dihargai. Ketika siswa sering diminta untuk menilai pemahaman mereka atau diberi tahu bahwa pendapat mereka dihargai, mereka merasa lebih terlibat dalam lingkungan kelas dan pembelajaran mereka secara keseluruhan.
4. Mengintegrasikan pembelajaran baru
Hubungkan konsep baru dengan pembelajaran sebelumnya dan tunjukkan masa depan. Siswa belajar lebih baik ketika mereka memahami bagaimana informasi baru berhubungan dengan apa yang mereka pelajari. Ini mengajarkan siswa bahwa pendidikan itu berharga dan saling berhubungan.Â
5. Guru menanamkan budaya di kelas mereka
Budaya kelas yang positif mendorong keterlibatan siswa dan memastikan mereka merasa dihargai dan didukung saat mereka belajar. Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk mengatur ruang kelas dan pembelajaran mereka dengan cara yang mendorong lingkungan seperti itu. Pikirkan baik-baik tentang bagaimana Anda mengembangkan dan memelihara ruang kelas yang sehat dan menciptakan suasana yang penuh perhatian di mana setiap orang dapat belajar.
Berikut adalah 6 cara untuk menciptakan iklim kelas yang positif yang akan membuat siswa merasa terhubung dengan sekolah:
1. Miliki ekspektasi yang tinggi terhadap siswa Anda
Tetapkan harapan yang tinggi untuk siswa Anda, pekerjaan mereka dan perilaku mereka. Harapkan siswa Anda melakukannya dengan baik dan dorong mereka dengan memberi tahu mereka bahwa Anda memercayai mereka. Memberikan dukungan belajar yang tepat untuk semua siswa.
2. Mendefinisikan proses manajemen perilaku
Proses pengelolaan perilaku di dalam kelas harus adil dan konsisten, artinya dapat diterima dan dipahami oleh siswa. Ajari siswa perilaku yang Anda harapkan, beri mereka latihan, dan gunakan penguatan positif.
3. Fokus pada membangun hubungan yang positif
Hubungan dengan siswa adalah kunci terpenting untuk hasil belajar yang positif dan budaya sekolah siswa. Luangkan waktu dan energi untuk mendengarkan siswa Anda, kenali mereka dan biarkan mereka mengenal Anda. Menurut pakar hubungan John Gottman, rasio ajaib dari hubungan positif terdiri dari lima interaksi positif berbanding 1 interaksi negatif.
4. Gunakan praktik pengajaran dan pembelajaran berbasis bukti yang efektif
Persiapkan pelajaran Anda dengan mempertimbangkan siswa Anda dan cara terbaik mereka belajar. Sediakan kurikulum yang relevan dan menarik yang disajikan dengan cara yang menarik dan ramah siswa.
5. Ciptakan hubungan positif dengan orang tua
Hubungan positif dengan orang tua penting karena berbagai alasan. Namun, yang saya maksud secara khusus di sini adalah Anda mendorong mereka untuk membagikan harapan tinggi Anda kepada anak-anak mereka sehingga Anda dapat bekerja sebagai tim untuk membesarkan mereka. Ingatlah bahwa orang tua adalah guru pertama anak-anak mereka.
6. Membina hubungan positif antar siswa
Model perilaku yang ingin Anda lihat ketika siswa berinteraksi satu sama lain. Gunakan bahasa yang sopan dan tetapkan standar yang tinggi saat berinteraksi satu sama lain di kelas. Ajari siswa keterampilan sosial dengan jelas dan beri mereka banyak kesempatan untuk berlatih. Â
Semoga artikel ini menginspirasi dan bermanfaat.
Salam dan Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H