Tetapi seharusnya pendidikan tinggi melengkapi pendidikan wajib 9 tahun.
Meski saat ini kurikulum merdeka belajar atau kurikulum nasional sudah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih pelajaran-pelajaran di sekolah sesuai bakat dan minat siswa, tetapi tetap saja penjurusan yang lebih fokus adalah saat kuliah.
Bagi orang yang menganggap kuliah tidak penting, memang kuliah hanya membuang-buang waktu efektif untuk kerja. Namun, tidak demikian untuk mereka yang menganggap kuliah penting.
Justru dengan kuliah, orang mampu memiliki pemikiran sendiri. Itu artinya cakrawala berpikirnya diubah dan cara dia melihat realitas dan dunia pasti berbeda dengan mereka yang hanya sampai menyelesaikan pendidikan wajib 9 tahun.
Kita sementara tidak berbicara tentang bakat atau telenta masing-masing orang. Tentu berhadapan dengan orang-orang yang berbakat dan bertalenta, lain lagi ceritanya. Tetapi bakat dan talenta itu akan semakin dipertajam dan dieksplorasi dengan maksimal apabila mendapat pendidikan yang cukup.
Bakat dan minat saja tidak cukup, perlu diasah dan dipertajam melalui pendidikan.
Para pemain bola yang berbakat seperti Messi dan Ronaldo semakin bersinar setelah ditempah dalam akademi sepak bola. Mereka dilatih oleh pelatih-pelatih teknik yang mumpuni sehingga bakat mereka benar-benar dieksplor dengan sungguh-sungguh.
Demikian juga dengan kuliah. Kuliah memang tidak menjamin seseorang untuk menjadi sukses di masa depan tetapi dengan kuliah, potensi-potensi seseorang mampu dieksplor secara maksimal.
Kuliah bukan hanya membuat orang untuk hidup, tetapi memiliki pikiran dan tujuan hidup sendiri.
Dengan berbagai pendalaman yang dilakukan selama kuliah, seseorang akan berubah cara pandang dan cara berpikirnya ketika berhadapan dengan sebuah masalah.
Jika kuliah yang ditempuhnya diikutinya dengan sungguh-sungguh maka hidupnya akan berubah.