Swing voters dan undecided voters ini adalah masyarakat rasional yang berjumlah hampir mencapai 30 persen dari jumlah pemilih secara keseluruhan.
Salah satu penelitian menyebutkan bahwa suara swing voters terbesar ada di kalangan para milineal dan Gen Z.
Mereka mendominasi sebab mereka adalah kaum paling kritis dan kaum yang paling susah untuk diyakinkan. Â Mereka ini memilih sesuatu bukan karena tidak suka tetapi melihat mana program yang rasional dan tidak rasional.
Kedua istilah ini swing voters dan undecided voters sendiri merujuk kepada kedua jenis pemilih yang berbeda.
Swing voters merupakan istilah yang merujuk kepada mereka yang pada pemilu sebelumnya memilih partai A tetapi pada pemilu berikutnya dapat memilih partai B.
Swing voters adalah mereka yang sudah menentukan pilihan kandidat, tetapi mereka akan mengubah pilihannya menjelang pemilu karena ada dinamika politik yang terjadi.
Sementara undecided voters adalah orang-orang yang menyembunyikan pilihannya atau yang benar-benar belum mempunyai pilihan kandidat.
Tentu setiap pasangan kandidat mempunyai caranya sendiri untuk bisa menggaet para pemilih kedua tipe ini.
Untuk para swing voters tidak ada cara lain kecuali meyakinkan mereka dengan program-program dan rencana-rencana strategis yang realistis.
Sementara itu bagi para undecided voters, para tim kampanye harus secara masif memperkenalkan pasangan kandidat kepada mereka. Apabila mereka dapat mengenal baik capres-cawapres yang ada, mungkin saja mereka dapat menentukan pilihan mereka.
Perlu dicatat bahwa swing voters dan undecided voters bukanlah para golput (golongan putih-mereka yang tidak mau memilih). Mereka bukan tidak memiliki pilihan tetapi mereka masih menunggu dan melihat siapa yang paling layak mereka pilih.